34. Makhluk Sempurna

1.4K 166 2
                                    

Geulis euy coverna, Hatur Nuhun Kak AllyAmanda2201

Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.

Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.

😍


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

“Allah menjadikan manusia sempurna diantara Makhluk-Nya, tapi Allah tidak menjamin kesempurnaan akhlak padanya."

🍁🍁🍁

"Abis pulang sekolah, kita langsung cus aja kerumah Jihan, bagaimana?," Ajak Nazma menatap satu persatu temannya.

Annisa langsung menghentikan kegiatannya mengaduk coklat panas dengan sendok, ia menatap meja makan kantin kosong, fikirannya langsung bereaksi mendengar pertanyaan Nazma.

'Bagaimana dengan Kia kalau aku langsung kerumah Jihan?, dan apakah ini kehendak-Mu ya Rabb agar aku memikirkan matang-matang keputusanku?,' Fikir Annisa.

Annisa menghela nafas.

Ini jalan terbaik, ia akan membatalkan apa yang sudah ia sampaikan pada Dina. Dengan cepat, Annisa mengambil handphonenya disaku roknya, ia mengirim pesan melalui whatsapp pada Dina atas pembatalannya.

"Yah lebih cepat lebih baik, lagian tugas ini emang butuh waktu lama, entar lo nebeng sama gue aja ya Ca."

Lantas, Annisa mengangguk pelan,"Tapi, aku mau mampir dulu, apa nggak masalah?."

Nazma mengerutkan kening,"Mampir kemana?."

"Ke taman."

"Buat apa?."

'Astaghfirullah.'

Nazma sangat detail sekali jika ia bertanya, apalagi bila menyangkut Annisa yang notabennya sangat 'Aneh', ditambah Annisa belum pernah melihat kejinya luaran sana, sebagai manusia yang pernah melihatnya, Nazma hanya menjaga barang antik saja—Annisa.

"Ketemu seseorang."

"Siapa? Cewek apa cowok? Berapa orangnya? Apa kalian bertemu berdua aja?."

"Yaelah Naz, lo nggak segitunya kali, lagian nanti kitakan bareng-bareng kerumah gue, secara otomatis lo juga bakal tau," Jihan melanjutkan makannya dengan tersenyum lucu atas tingkah Nazma.

Nazma mendengus kesal, ia lontarkan tatapan kesal pada Jihan,"Gue curiga aja Ci, apa selama ini lo nggak sadar? Kita itu punya temen antik."

Annisa menghembuskan nafas.

Ia lebih baik melanjutkan minumnya, meladeni Nazma biar Jihan saja yang kuat, karena bagaimanapun peluang besar untuk 'berdebat' itu pasti ada saat berbicara dengan Nazma.

Mata Annisa lirikkan pada Hana yang sedaritadi diam saja dengan tangannya mengaduk siomay asal, Hana memang pendiam tapi ia tidak akan menjadi pendiam dihadapan teman-temannya, selain kalau memang ada masalah.

Jihan dan Nazma masih beradu argumen dengan topik dirinya, Annisa lalu menarik nafas, matanya menatap lekat Hana.

"Kamu kenapa Na? Ada masalah?."

MAHABBAH [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang