04. Fasiq

4K 338 6
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.

Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.

😍


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Nazma teman duduk Annisa, yang hari ini baru berangkat sekolah langsung di hadapkan tumpukan pertanyaan dari Hana dan Jihan dengan semangat 45. Ia menjawabnya seperti orang yang tidak pernah sakit, sedangkan Annisa hanya bergeming malas dengan buku bacaannya.

Jika di tanya fokus? Bagaimana fokus, teman di sampingnya saja sudah bisa membuatnya mengulang bacaan di tambah kelasnya seperti pasar diskonan walaupun masih pagi, entahlah apa yang akan terjadi pada siang harinya.

"Assalamu'alaikum," Salam seorang pria berdiri di ambang pintu kelas Annisa.

Penghuni kelas mendadak hening! menatap pria itu dengan tatapan kagum, heran, menggoda, bahkan salah tingkah bak melihat pangeran. Dan juga ada beberapa yang menjawab salamnya.

"Iya, ada apa?," Tanya Rina selaku wakil ketua kelas mendapati pria itu diam dengan matanya mencari seseorang.

"Annisa Ramadhan?."

Puluhan mata melarikan ke arah Annisa yang sibuk berkelana bersama bukunya.

Hening!

"Ca, tuh di panggil," Nazma yang berada di samping Annisa menyikut lengan Annisa dengan lengannya.

Annisa langsung menyimpan bukunya di kolong meja, lalu beranjak menemui pria itu yang sudah keluar kelas terlebih dahulu. Semua kembali semula, namun beberapa mengintip ke arah jendela melihat dua remaja berdiri dan mengobrol mencari gosip terbaru.

"Ca, pulang sekolah kamu ikut rapat, itu sebagai gantinya kamu tidak mengikuti Debat. Kamu bisa menyalurkan pengalaman kamu kepada calon peserta Debat yang mewakili sekolah kita, bagaimana? bisa?," Jelas Ikhsan menatap Annisa yang sedaritadi menundukkan kepala.

Pria itu Ikhsan sang ketos yang paling di kagumi kaum hawa di sekolahnya.

"Iya."

Ikhsan berpikir keras, apalagi yang harus ia bicarakan selanjutnya, ternyata berbicara dengan Annisa tidak mudah di bayangkannya, ia kira akan sama dengan Yasmin. Tapi, ini beda.

"Sudah?."

Ikhsan cukup terkejut, ia bertambah gelagapan. "Eh..iya. Di lingkungan kamu ada kajian tidak?." Ikhsan bersyukur, otaknya langsung aktif kembali.

"Ada."

"Siang?."

"Malam."

"Daerah mana?," Fikiran negatif langsung menyerang berputar-putar di kepala Annisa, sebenarnya ia sudah tidak sanggup meladeninya lagi.

"Wahhh, pagi gini kalian udah berdua aja, miracle!," Goda Yasmin yang baru sampai di sekolah, tasnya pun masih menempel di pundaknya.

"Duluan ya," Annisa bersyukur, Yasmin tiba-tiba datang ia tidak bisa melewatkan kesempatan ini untuk memasuki kelas.

"Oh sorry mas bro, aku ganggu kalian PDKT ya?," Yasmin tidak bisa menahan senyum lebarnya melihat Ikhsan masih menatap pintu kelas di depannya.

MAHABBAH [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang