Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.
Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.
😍
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Manusia itu apabila berfikir yang baik, hakikatnya itu adalah kebenaran. Namun, selalu saja kalah dengan bisikan syaitan. Jadilah mereka sesat."
🌸🌸🌸
"Aku ingin bertanya....mengapa kalian melamarku?."
Semuanya senyap. Sampai suara motor yang berlaluan dijalan raya, terdengar jelas. Seakan-akan, apa yang dikatakan Annisa adalah kesalahan besar.
Annisa menghela nafas, cukup sulit baginya menghadapi masalah yang belum pantas bagi umurnya. Ia menundukkan kepala, pasrah apa yang akan terjadi.
Tiba-tiba, Gus Umam berdehem keras. Ia hendak mengucapkan sesuatu yang dapat menjernihkan suasana horor ini.
"Hmm, Fatih. Kau yang lebih tua dari Zaky, jadi kau yang menjawab pertanyaan lebih dulu," Gus Umam menatap Fatih yang sedang memandang kosong lurus kedepan.
"Kang," Zaky menepuk pundak Fatih, seketika lamunan Fatih buyar, dengan spontan Fatih menatap bingung Zaky.
"Eh iya, afwan. Saya dengar kok," Fatih memandang lurus kembali, ia menarik nafas.
Suhu tubuhnya tiba-tiba berubah panas dingin, dengan jantungnya yang berdenyut pada ritme yang tidak terkontrol. Ternyata, grogi juga. Huhh.
Lafadz Basmallah ia ucapkan dihati.
"Saat saya tinggal di Madinah, rata-rata disana perempuan memakai cadar. Dan saat saya tiba di bandara Indonesia, perbedaan dikedua negara memanglah sangat berbeda. Walau, sama-sama negara mayoritas Islam."
Fatih menjeda perkataan dengan menarik nafas. Bagai orang yang sedang terkena asma. Aduy.
"Nah, tinggal di Madinah membuat saya menjadi sangat menjaga apa yang saya lihat. Termasuk perempuan. Dan jujur saja, saat saya melihat Annisa di Masjid kala itu. Saya telah melakukan sebuah kesalahan..."
Tiba-tiba Fatih berat untuk mengatakan kalimat berikutnya. Seakan, kalimat yang akan ia ucapkan adalah sebuah dosa besar yang mengharuskan shalat taubat.
Keadaan semakin horor. Semua hening dengan tiap jiwa yang sedang menunggu pengakuan Fatih. Apalagi Annisa, yang menunduk dalam dan mencoba memahami setiap perkataan Fatih. Yang rumit.
"Dengan memandang Annisa terlalu lama. Itulah mengapa saya langsung melamar Annisa pada saat itu juga. Karena saya ingin menghalalkan pandangan saya. Tanpa mengetahui latar belakang Annisa."
Gus Umam dan Zaky cukup terkejut. Ternyata Fatih pernah melamar Annisa secara langsung pada orangnya. Dan tidak menyangka, bahwa permulaan kenapa seorang mahasiswa Madinah melamar Annisa, cukup mengejutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH [SELESAI]
Espiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ "Aku mengkhitbahmu, karena ingin menghalalkan pandanganku kepadamu."- Fatih "Aku mengkhitbahmu karena Allah."- Zaky Hatinya sangat sulit memilih. Sangat sulit. Tidak ada yang memahaminya. Ia sangat bingung. Kar...