Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.
Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.
😍
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ"Anda hari ini adalah hasil keputusan Anda kemarin. Anda esok hari ditentukan oleh keputusan Anda hari ini."
-Dr.Ibrahim El-fiky
🌷🌷🌷
Hari ini beda, Yasmin yang biasanya diajak Annisa shalat Dhuha selalu mengiyakan ajakannya, tapi kali ini ia menggeleng tidak ikut. Hari ini juga ia lebih banyak diam, tidak menjadi gadis periang.
Annisa mempercepat mengenakan sepatunya, karena bel masuk sudah berbunyi.
"Ca, sendirian?," Annisa mendongakan kepalanya, itu Ikhsan, sontak Annisa langsung menundukkan kepalanya.
"Iya."
"Yasmin kemana?," Ikhsan mendudukan dirinya agak jauh disamping Annisa.
"Dikelas," Rasanya Annisa ingin pergi sekarang juga, menurutnya ini salah, berduaan dengan Ikhsan didepan Masjid.
Ia pun berdiri,"Duluan ya..."
"Tunggu Ca," Sela Ikhsan, sebelum Annisa memberi salam dan melangkahkan kaki,"Kajian kamu daerah mana?."
🌸🌸🌸
Fikirannya mencoba tenang, hatinya berbisik ini benar, tapi logikanya ini salah. Annisa mencoba menenangkan dirinya, apa yang ia lakukan ini pasti yang terbaik.
Annisa mengarahkan langkahnya ke ruang BK, ia melihat Hana dan Nazma didepan pintu, ia pun menghampirinya,"Kenapa kalian disini?."
"Si Agnes buat ulah lagi sama Jihan Ca pas dikantin," Jawab Hana.
"Terus Jihannya gimana?," Tanya Annisa.
"Nggak papa si, tapi kayaknya masih emosi," Jawab Nazma.
"Pak Jamal masuk?," Annisa baru menyadari seharusnya jam pelajaran sudah dimulai.
"Lagi sakit, jadi nugasin nulis aja," Gumam Hana.
Tidak ada percakapan lagi, suasana sunyi dengan pikiran mereka masing-masing.
Tidak lama kemudian, Jihan dan Agnes keluar dari ruangan, tidak ada perdebatan lagi diantara keduanya, dan kembali kekelas mereka masing-masing.
"Lo nggak diskorskan Ci?," Celetuk Nazma.
"Agnes yang diskors, dia bener-bener gila sih, cari masalah sama gue yang ahli Debat," Kesal Jihan.
"Seharusnya kamu nahan emosi Ci," Timpal Annisa.
"Udah Ca, gue udah ikutin cara lo. Tapi, bibir polkedotnya aja bawa-bawa Orang tua gue, ya jelas gue nggak terima Ca," Bela Jihan.
"Oh."
"Wait, hari ini gue perhatiin, lo banyak bicara. Itu bagus, tingkatkanlah Nak," Timpal Nazma.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH [SELESAI]
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ "Aku mengkhitbahmu, karena ingin menghalalkan pandanganku kepadamu."- Fatih "Aku mengkhitbahmu karena Allah."- Zaky Hatinya sangat sulit memilih. Sangat sulit. Tidak ada yang memahaminya. Ia sangat bingung. Kar...