Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.
Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.
😍
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
ِ"Dunia sudah terbalik. Kebenaran dipikir dulu. Dan kesalahan tidak memikirkan dulu."
🍂🍂🍂
"Eh lo pada tau nggak?, gue bawa kabar hangat nih."
Nazma yang baru saja memasuki kelas langsung menghampiri ketiga temannya yang sedang mengerjakan tugas kelompok.
Pertanyaan yang dilontarkannya berhasil membuat ketiga temannya, menatap aneh. Bahkan Annisa tidak menatapnya, ia lebih memilih menulis daripada melihat Nazma yang berdiri disampingnya dengan mengatur nafas.
"Ghibah apa fitnah nih." Walau bertanya, Annisa tetap pada posisinya.
Nazma mendudukkan diri dikursinya sebelah Annisa, dengan tubuhnya memutar 90°.
"Hmm, lebih tepatnya makan bangkai daging manusia."
"Iyuhhh," Ujar Hana spontan dengan jijik.
"Oke. Tidak tertarik," Cuek Annisa.
"Baper!, becanda kali. Gue mau ungkap satu fakta. Bukan ghibah apalagi fitnah. Tentang Aji."
Jihan mengernyitkan dahi, mendengar nama Aji, entah ia menjadi tertarik dengan pembicaraan Nazma,"Aji?."
"Yap. Mantan lo. Dia berhasil menangin lomba Voli se-nasional, cuman sampe semifinal doang. Itu udah hebatlah. Nasional gaes! Satu tingkat lagi Internasional."
Mantan?.
Bisakah Nazma sayang tidak mengatakannya?, namun jika begitu bukanlah Nazma. Tenang Jihan. Allah mencintai hamba-hambanya yang sabar. Dan yang sabar, bertambar cantik.
"Tapi, kenapa disekolah nggak booming, padahal nasionalkan?. Yang bener Naz," Timpal Hana.
Sepertinya Nazma berhasil membuat teman-temannya tertarik akan kabar yang dibawanya.
"Ih seriusan. Masalah itu, gue juga aneh, kenapa sekolah nggak ngasih pemberitaan gitu atau penghargaan. Tanyakan sendiri sama Bapak Kepsek sono."
"Tidak berfaedah!," Ketus Jihan.
"Ci, nggak usah segitunya sama mantan kali. Ini sangat jelas, kalo lo belum bisa move on dari Aji, yakan?," Sindir Nazma tersenyum kearah Jihan.
"Tapi Ci, kenapa Aji sekolah lagi. Padahal, bilangnya pindah. Dan sekarang dia ikut lomba Voli. Kebenarannya tuh dimana?," 100% sudah. Nazma berhasil, karena 1% dari Annisa. Padahal, Annisa hanya menganalis saja. Tidak ingin terlalu dalam memasuki pembicaraan Ghibah ini.
"Iya juga si. Dia emang makhluk nggak jelas. Mutusin pun juga nggak jelas. Aneh sama makhluk cowo tuh!," Gerutu Jihan tanpa sadar.
Jihan menutup mulutnya dengan telapak tangan kanan, ia baru menyadari perkataannya. Melihat wajah tegang Jihan, dengan kompak ketiga temannya menggelang.
"Aku juga aneh sama Kamu Naz, ngejar-ngejar cowok yang udah dijodohin. Sadar atuh neng," Timpal Hana.
Nazma menatap Hana tidak terima,"Na!, kenapa jadi gue. Inikan lagi bahas Aji!. Lo juga mesti sadar, hargain tuh perasaan orang. Nanti, pas dianya pergi lo pasti nyesel deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH [SELESAI]
Duchoweبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ "Aku mengkhitbahmu, karena ingin menghalalkan pandanganku kepadamu."- Fatih "Aku mengkhitbahmu karena Allah."- Zaky Hatinya sangat sulit memilih. Sangat sulit. Tidak ada yang memahaminya. Ia sangat bingung. Kar...