4. Adzan yang menggetarkan

9.3K 535 1
                                    

"Cinta terindah dan terbaik adalah mencintai Allah dengan sepenuh hati, jika hati sudah jatuh cinta pada Allah, maka, insyaallah terjaminlah kebahagiaan dunia akhirat mu"

"Ya Allah sungguh indah lantunan adzan salah satu hamba-Mu itu, bolehkah hamba berharap jika dia sang pemilik suara adzan yang menggetarkan hati ini yang kelak menjadi imam hamba"

---- ARAFASYA ----
© Auliariskamaula

Jam sudah menunjukkan pukul 11.20 siang, yang menandakan bahwa adzan dhuhur mungkin sebentar lagi akan berkumandang.

Ara sedang sibuk menandatangani buku buku novel milik para pembacanya yang hadir di acara launching buku ini sambil beristirahat dan menunggu adzan dhuhur berkumandang.

Kegiatan Ara terhenti sejenak saat Ia mendengar namanya dibawa bawa dalam obrolan Nina, Nadia, Kimmy, Muthia, Farel, Pak Rudi, dan beberapa rekan kerja tim penerbit yang terlihat sangat asyik membicarakan kejadian tentang pertanyaan penuh arti tadi dengan diselingi tawa mereka.

"Ga nyangka banget dahh gue sama pertanyaan tuhh mas mas tadi yang ngelamar Ka Naura diacara kaya gini, haha" ucap Farel dengan tawa diakhir kalimatnya dan membuat yang lain mengangguk setuju dengan tawa juga.

"Iya ga nyangka banget, berani bener yaa tuh mas nya" sahut Nadya.

"Yaa itulah namanya cinta pada pandangan pertama kalii, jadi ngebet pake lamar dadakan takut keduluan orang" Kimmy ikut menyahuti yang kemudian tawa kembali terdengar.

"Duhh yang dilamar aja sampe terkesima gitu, mungkin pipinya udah merah kaya kepiting rebus kali yaa tadi, haha" kali ini Nina yang berkata sambil melirik Ara yang masih so sibuk dengan tumpukan bukunya kemudian diikuti tawa yang lainnya.

"Kalo dibikin buku bagus tuhh Ra" kata Pak Rudi ikut ikutan nimbrung dalam obrolan.

"Nahh ide bagus tuhh Pak, buku keempat nanti yaa pak" ucap Muthia menyahuti perkataan Pak Rudi.

"Nanti judulnya 'bertemu jodoh dilaunching buku ketiga' haha" kata Kimmy yang kemudian diikuti tawa orang orang yang mengikuti obrolan tersebut.

"Atau nggak judulnya 'pertanyaan tanpa jawaban dilaunching buku ketiga' haha" kata Farel ikut menyahuti.

Ara yang mendengarkan obrolan tersebut hanya menghela nafas pelan sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Iya kamu benar Rel, pertanyaan tanpa jawaban dilaunching buku ketiga ini membuatku mati rasa, tak tau harus berbuat apa" kata Ara dalam batinnya.

"Eummm Ra mau ke masjid sekarang atau nanti?" tanya Nina saat melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11.40 siang.

Nina sedikit kurang enak hati melihat Ara yang hanya diam saja semenjak turun dari panggung acara, ditambah obrolan barusan yang mungkin kurang menyenangkan bagi Ara.

Ara melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11.40 siang, berarti adzan dhuhur kurang 10 menit lagi.

"Hmm ya udah yuk ke masjid sekarang aja Nin" jawab Ara sambil merapikan buku buku novel yang tinggal beberapa lagi belum ditandatangani Ara.

Nina mengangguk, kemudian bangkit dari duduknya dan mendekat ke Ara untuk membantu sahabatnya itu membereskan buku-buku novel dan peralatan lainnya yang bertebaran di atas meja.

ARAFASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang