8. Dilema hati

8.8K 442 17
                                        

"Dalam perasaan tak menentu, izinkan aku meminjam namamu, untuk ku ceritakan pada Rabb ku, tentang dilema yang kini melanda hatiku, dan semua itu hanyalah karenamu"

–––– ARAFASYA ––––
© Auliariskamaula

Acara khitbah telah selesai, keluarga Ilham juga sudah pulang dari tadi setelah acara makan malam bersama selesai.

Saat ini Ara sedang duduk di sofa yang tidak terlalu besar yang ada di balkon kamarnya, dengan ditemani satu buku novel, laptop, dan satu gelas air putih.

Ara menatap langit cerah yang bertaburan bintang bintang dan ada satu bulan berbentuk sabit yang bersinar terang.

Ara tersenyum seketika melihat pemandangan indah di langit sana. Hatinya bergumam takjub dengan ciptaan Allah.

Ara memang sangat menyukai tata surya dan keindahan yang dihadirkan langit. Ia menyukai bintang dan bulan dimalam hari, menyukai pelangi setelah hujan, juga mengagumi matahari.

Namun dari itu semua Ara paling menyukai hujan dan senja, Ara memang sudah dari kecil menyukai hujan dan senja. Dan jika sedang gundah Ara hanya perlu mengingat Allah dan melihat keindahan langit, maka kugundahan nya akan menghilang karena terganti rasa syukur.

"Ya Allah berikanlah petunjukmu pada hamba, jangan biarkan hati hamba terombang-ambing dalam dilema hati ini ya Allah" ucap Ara dalam batinnya.

Ara membuka laptopnya, jari jarinya menari lincah diatas keyboard laptop.
Ara menuliskan kegundahan hatinya di laptop, Ia memang tipe wanita yang sangat jarang untuk mencurahkan hati lewat diary ataupun laptop, Ia lebih suka menceritakan nya langsung kepada Allah.

Namun malam ini sepertinya Ara butuh sesuatu selain Allah pastinya, untuk tempat Ia mencurahkan segala hal yang membuatnya dilema.

"Dear Allah...
Ada apa dengan hati hamba sebenarnya? Mengapa hamba dilanda dilema seperti ini? Hamba harus bagaimana ya Allah? Bantulah hamba ya Allah" tulis Ara dalam laptopnya.

Suara ketukan pintu kamarnya membuat Ara bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu kamarnya.

"Assalamualaikum dek" ucap Azzam ketika pintu kamar dibuka Ara.

"Waalaikumussalam warahmatullaahi wabarokatuh Bang, masuk Bang" jawab Ara sambil mempersilahkan abangnya masuk.

Azzam masuk dan duduk di tepi ranjang Ara. Ara kemudian ikut duduk disamping abangnya, sebenarnya Ia bingung kenapa abangnya sampai mendatangi kamarnya seperti ini.

"Abang ada perlu sama adek yaa?" tanya Ara pada abangnya.

Azzam tersenyum mendengar pertanyaan adiknya itu, memang benar ada yang ingin Ia tanyakan pada adik kesayangannya itu.

"Ishh Abang ditanya malah senyum senyum ga jelas gitu sih" ucap Ara ketika Azzam hanya tersenyum menanggapi pertanyaan nya barusan.

"Memangnya salah kalo Abang pengin kesini nemuin adek Abang hmm?" ucap Azzam sambil terkekeh kecil melihat adiknya barusan yang terlihat menggemaskan.

"Yaaa nggak sih Bang" jawab Ara.
"Tapi pasti ada sesuatu penting yang pengin Abang sampaiin kan?" Sambung Ara.

"Sotoy banget adiknya Abang ini" jawab Azzam sambil menjawil hidung mancung Ara.

ARAFASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang