"Apabila ada gelas kaca yang mampu menahan beban seberat gunung, maka dialah wanita.
Dalam kelemahannya ada kekuatan yang begitu hebat"
- Syaikh Ali Musthafa Thantawi -–––– ARAFASYA ––––
© AuliariskamaulaAra masih setia duduk di bangku taman dengan keadaan yang sudah berantakan.
Badan basah kuyup, buku yang juga basah, mata bengkak, bibir pucat, air mata yang tersamarkan hujan, jangan lupakan hidung yang memerah karena darah yang tadi sempat mengalir.Diam.
Itu yang sedari tadi Ara lakukan di bawah guyuran hujan, menenangkan jiwa dan hatinya yang sama sama hancur dalam sehari.
"Apa yang akan hamba lakukan ya Allah? Apakah hamba harus mengikhlaskan semuanya?" Ucap Ara dalam batinnya.
***
Fikri telah menghubungi semua orang yang setahunya Ara kenal, namun hasilnya tetap nihil.
Tidak ada satupun yang tahu dimana Ara sekarang.Jam tangan Fikri sudah menunjukkan pukul 16.30 sore, Ia sudah frustasi harus mencari Ara kemana lagi.
Jika sampai terjadi sesuatu pada adiknya itu, Ia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.Fikri berhenti sejenak, Ia sudah berputar-putar mencari Ara, tapi Fikri melupakan sesuatu.
Ara tidak mungkin pergi jauh dari lokasi awal Ia berada.Ya.
Kenapa Ia harus melupakan itu, Fikri kemudian berputar balik untuk menyusuri jalan dari rumah sakit.
Matanya menyusuri jalanan yang dilaluinya, dan saat berada di taman sebuah masjid matanya menangkap sosok yang sedang dicarinya.
"Astaghfirullahhaladzim Ara" monolog Fikri kemudian mengambil payung dan keluar dari mobilnya untuk menghampiri Ara.
Fikri tidak mengucapkan apapun, Ia hanya memayungi adiknya yang sudah nampak menggigil kedinginan.
***
Ara merasa air hujan sudah tidak menimpanya, padahal dihadapannya hujan masih turun dengan derasnya.
Perlahan Ara mengangkat kepalanya, menatap ke atas yang sekarang sudah ada sebuah payung melindunginya dari hujan.
Ara menengok ke belakang, dan betapa terkejutnya Ia yang melihat kakaknya sudah berdiri di belakangnya dengan wajah datar sambil memegang payung.
"Kakak..." ucap Ara pelan sambil menunduk.
Fikri menjatuhkan payung nya, kemudian memeluk erat tubuh adiknya yang sekarang sedang rapuh.
Air mata Ara kembali mengalir, entahlah Ara tak tahu kenapa Ia menangis di pelukan kakaknya.
"Jangan mendzalimi dirimu sendiri Dek" ucap Fikri.
Fikri melepaskan pelukannya, kini Ia menatap adiknya yang masih mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Ayo pulang" sambung Fikri dengan menggandeng tangan Ara.
"Ka... Fikri... ke..napa ta..hu Ara disi..ni?" tanya Ara dengan nada bergetar takut.
Fikri menghela nafas panjang berusaha menenangkan emosinya yang ingin Ia luapkan saat ini juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/182305710-288-k838962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAFASYA
Spiritual[ ⚠Romance act - Spiritual ] Cinta adalah fitrah manusia yang Allah berikan kepada setiap hamba-Nya, namun bagaimana dengan cinta yang melibatkan banyak hati?? Seperti senja yang hadir dengan penuh makna, kamu hadir menawarkan jalan untuk kita bersa...