6. Malam khitbah

9.1K 496 1
                                    

"Terkadang cinta datang tanpa harus memiliki alasan dan sebab, Karena hati tak pernah bisa memilih kepada siapa Ia harus berlabuh.
Namun hati tak pernah salah memilih kepada siapa Ia harus singgah"

–––– ARAFASYA ––––
© Auliariskamaula

Ara sedang duduk di kursi rias dikamar nya, dihadapan Ara ada meja rias yang terdapat cermin yang memantulkan bayangan Ara.

Ara dilema, Ia tak tau harus berbuat apa, Ia tak tau apa yang harus Ia katakan nanti malam.

"Ya Allah bantulah hamba, hamba tak tau harus berbuat apa, hamba tak tau apa yang harus hamba katakan nanti malam ya Allah" ucap Ara dalam batinnya.

Tadi setelah pulang dari acara launching buku ketiga nya, Ara langsung memberi tahukan pada keluarganya tentang niat baik seseorang yang ingin mengkhitbah nya.

Ayah, bunda, Abang, dan kedua kakak kembarnya pun sampai terkejut dengan kabar yang Ara berikan.

Namun setelahnya ayah dan bundanya tersenyum bahagia mendengar kabar tersebut, bahkan ayahnya langsung mewawancarai Ara, sementara bundanya langsung melesat ke dapur untuk memasak hidangan yang akan disajikan nanti malam.

Dan ternyata laki laki yang akan mengkhitbah nya adalah teman dari kakak ketiganya yaitu Zaki, lebih tepatnya teman satu profesi di Rumah Sakit Medika Narendra, walaupun kata Zaki Ia lebih dekat dengan kembaran Ilham yaitu Irhash.

Lamunan Ara terpecah saat mendengar suara ketukan pintu di pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, boleh Abang masuk?" ucap Azzam ––– kakak pertama Ara.

"Waalaikumussalam, masuk aja Bang ga dikunci ko" jawab Ara dari dalam kamarnya.

Azzam membuka pintu kamar adik perempuannya dengan perlahan.

Ceklek

Azzam masuk ke dalam kamar adiknya dengan senyuman tipis yang terbingkai di bibirnya.

"Assalamualaikum, Abang ganggu?" kata Azzam ketika sudah duduk di tepi ranjang Ara.

"Waalaikumussalam warahmatullaahi wabarokatuh, ga ganggu ko Bang" jawab Ara sambil tersenyum dan berpindah tempat duduk di sebelah abangnya.

"Adek kangen Abang" ucap Ara sambil memeluk abangnya.

Azzam membalas pelukan Ara kemudian mengelus rambut Ara yang saat ini tidak tertutup khimar.

"Abang juga kangen adek" kata Azzam sambil tersenyum.

Azzam memang belum bertemu Ara sejak Ara pulang dan memutuskan untuk kembali menetap di rumahnya tiga hari yang lalu.

Saat Ara pulang setelah hampir dua tahun tidak pulang Azzam sedang ada pekerjaan di luar kota dan baru pulang kemaren malam.

Azzam kembali ke rumah karena selain rindu pada adik perempuannya itu, Ia juga penasaran dengan kabar yang adiknya ingin sampaikan, dan kabar itu benar benar mengejutkan nya.

"Adek udah punya jawabannya buat malam ini?" tanya Azzam sambil mengelus lembut kepala Ara.

Ara menjawab dengan gelengan kepala kemudian Ara menghela nafas berat.

ARAFASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang