25. Kembali

6.7K 382 7
                                    

"Kita pernah bersama, menjalani hari-hari penuh warna, namun saat ini warna itu tak lagi ceria, karena kamu yang masih menutup mata, dan itu seperti duka yang nyata, yang harus kuterima"

–––– ARAFASYA ––––
© Auliariskamaula

Tiga hari sudah berlalu, namun gadis cantik berniqab itu masih enggan untuk membuka mata, padahal dunia seperti sudah menunggunya.

Ara masih dalam keadaan koma, kondisinya tidak bisa untuk dikatakan stabil, karena selama dua hari ini saja Ara tiga kali memasuki ruang ICU.
Karena permintaan keluarga, dan permintaan Fikri yang memang memiliki kuasa di rumah sakit ini, akhirnya ruangan Ara dirubah seperti ruang ICU, alat medis yang lengkap, dan tiga orang dokter berkompeten yang bersiaga 24 jam, beberapa suster juga membantu untuk menjaga Ara.

Ayah dan Bunda tidak ingin jika Ara bolak-balik ruang ICU, Fikri yang memiliki kuasa karena ikut membantu pembangunan dan pengembangan di rumah sakit ini langsung mengambil tindakan untuk perubahan ruang perawatan Ara agar sekelas dengan ruang ICU.
Tiga dokter dan lima suster pun disiapkan Fikri untuk siaga menjaga Ara.
Dokter Safira yang merupakan dokter spesialis kanker, Dokter Chakra yang merupakan dokter spesialis bedah, dan Dokter Hanum yang merupakan dokter spesialis saraf.
Fikri juga ikut turun langsung untuk membantu ketiga dokter tersebut, bahkan Zaki, Ilham, dan Riyan pun ikut memantau dan membantu.

***

Nina berada di kantin fakultas kedokteran, Ia baru saja menyelesaikan mata kuliah terakhirnya siang ini.
Dengan tatapan kosong, Nina hanya mengaduk-aduk lemon tea nya dengan sedotan.

Alika dan Alina yang melihat perubahan Nina dua hari ini pun hanya menatap sendu sahabatnya itu, Nina menjadi sangat pendiam, tidak bersemangat, susah makan, dan tidak berkonsentrasi dengan apapun didekatnya.

"Nin, Gue pesenin makan yaa, Lo kan belum makan dari kemaren kata Bang Azzam" bujuk Alika.

Jawaban Nina sama dengan bujukan bujukan sebelumnya, hanya sebuah gelengan kepala.
Alika dan Alina menghela napas gusar melihat keadaan Nina yang mengkhawatirkan, wajah pucat, mata bengkak dengan kantung mata yang menghitam, ditambah lagi dari kemarin Nina tidak mau makan apapun selain buah.

Nina berangkat dan dijemput oleh Azzam selama dua hari ini, karena Nina masih tidak mau pulang dan lebih memilih untuk menemani Ara di rumah sakit.
Bahkan dua hari yang lalu Rafli mendatangi rumah sakit untuk mengajak Nina pulang dan memberi tahu jika kedua orang tua mereka sudah membatalkan perjodohan Nina dengan Dion.
Namun usaha Rafli tidak berhasil karena nyatanya Nina menolak untuk pulang, Ia berkata bahwa Ia akan menemani Ara sampai Ara sadar, akhirnya setelah berdiskusi dengan tenang dan orang tua Nina mengizinkan, Nina diperbolehkan untuk tetap di rumah sakit dengan catatan tidak boleh kemanapun sendiri, karena pihak Dion bisa saja masih mengincar Nina.
Dan selama dua hari ini Alika dan Alina bergantian menemani Nina di rumah sakit agar jika Nina ingin kemana-mana selalu ada yang menemani, meskipun ada Ayah, Bunda, Azzam, Fikri, dan Zaki namun tetap saja Nina membutuhkan Alika dan Alina untuk setiap saat menemaninya.

"Nin jangan mendzalimi diri Lo sendiri dengan seperti ini, Ara juga pasti tidak suka melihat Lo kayak gini" ucap Alina.

"Gimana Gue bisa makan dan tidur dengan nyenyak sementara sahabat Gue dalam keadaan antara hidup dan mati" jawab Nina dengan pelan, perlahan air mata Nina kembali menetes dan disaat Nina sudah menangis Alika dan Alina hanya mampu menghela napas gusar sambil menghapus air mata Nina.

ARAFASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang