17. Story of Nina 2

6K 349 2
                                    

"Saat kamu merasa masalahmu seperti badai ditengah ombak lautan, ingatlah bahwa masih ada Allah yang memiliki luasnya samudra"

–––– ARAFASYA ––––
© Auliariskamaula

Ara menaiki tangga menuju kamar Nina yang ada di lantai dua, sementara Bi Inem memilih untuk ke dapur menyiapkan makanan untuk Nina, siapa tahu Nona mudanya itu mau makan setelah dibujuk sahabatnya.

Ara mengetuk pintu kamar Nina, berharap sang empunya kamar mau membukakan pintu kamarnya.

"Assalamu'alaikum Nin, ini aku, Ara"

Tok tok tok

"Nin buka pintunya, aku mau bicara sama kamu"

Tok tok tok

"Nin, ayo dong buka, jangan bikin aku khawatir"

Tok tok tok

"Nina... Buka pintunya atau aku dobrak pintu kamar kamu"

Tidak ada sahutan sama sekali, kamar Nina seolah tak berpenghuni, Ara semakin dibuat khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.
Bagaimana jika Nina kenapa napa di dalam?, Bagaimana jika Nina melakukan aksi nekad?.

Ara segera beristighfar ketika prasangka negatif mulai bermunculan di kepalanya.

Ting..!!

Handphone Ara berbunyi, menandakan adanya pesan masuk dari seseorang.
Ara segera meraih handphone nya yang ada di dalam tas, kemudian membuka sms yang masuk ke dalam handphone nya.

Nina :)
0853××××××××
Minta kunci cadangan kamar Gue di Bi Inem aja.

Ara tersenyum, pesan dari Nina berhasil membuatnya sedikit lebih tenang.

Ara berbalik badan hendak turun ke bawah untuk menghampiri Bi Inem, belum sempat Ara menuruni tangga, Bi Inem lebih dulu menghampiri Ara dengan sebuah nampan berisi makanan dan segelas susu.

"Bi, Ara minta kunci cadangan kamar Nina ada kan?" tanya Ara.

"Ada Non, tapi memangnya sudah di izinkan Non Nina?" tanya Bi Inem.

"Alhamdulillah sudah Bi, tadi Nina mengirimi Ara pesan" jawab Ara.

"Alhamdulillah, ya sudah kalau gitu Bibi ambil kuncinya dulu ya Non" ucap Bi Inem semangat.

"Iya Bi, itu nampannya biar Ara yang pegang dulu" ucap Ara sambil tersenyum dibalik niqabnya.

Bi Inem menyerahkan nampannya pada Ara, kemudian berjalan menuruni tangga untuk mengambil kunci cadangan kamar Nina.
Tidak lama kemudian Bi Inem kembali dengan sebuah kunci di tangannya.

"Ini Non" ucap Bi Inem sambil menyerahkan kuncinya pada Ara.

"Terimakasih Bi" jawab Ara yang diangguki Bi Inem.

Ara mulai membuka pintu kamar Nina dengan perlahan.

Ceklek...

"Assalamu'alaikum Nin" salam Ara sambil mendorong pintu agar terbuka lebar.

Tidak ada jawaban dari Nina.

"Allahu Akbar" pekik Ara terkejut ketika melihat kondisi kamar Nina yang lebih mirip kapal pecah dibandingkan sebuah kamar.

ARAFASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang