"Seperti senja yang memiliki waktunya tersendiri, begitupun umur manusia di dunia ini, dan harapku hanya satu, agar kau lebih lama hadir dalam hidupku"
–––– ARAFASYA ––––
© AuliariskamaulaFikri berdiri mematung tidak jauh dari pintu ruang perawatan Ara, tepat di depan pintu ruangan itu terdapat wanita yang akhir-akhir ini selalu membuat jantungnya berdetak lebih kencang saat bertemu.
Fikri memperhatikan apa yang dilakukan wanita itu di depan pintu ruangan adiknya, pendengarannya juga bekerja menangkap percakapan dua orang yang ada di dalam ruangan.Fikri memejamkan matanya sejenak, mencoba mengurai sakit yang dirasakan hatinya ketika melihat wanita itu menangis sesenggukan mendengar percakapan di dalam ruangan.
"Jadi Safira menyukai Ilham?, Ya Allah kenapa hati ini rasanya sakit?" ucap Fikri dalam hatinya.
Tidak lama setelah Safira pergi berlalu dari ruangan Ara, Fikri juga memutuskan untuk pulang.
Tadi Ia pergi ke ruangannya sebentar untuk menghubungi Kakak dan saudara kembarnya agar berkumpul di rumah.***
Fikri menghela napas berat, rasanya sulit memberi tahu tentang Ara dan penyakit itu kepada keluarganya.
Setelah berusaha menenangkan dirinya, Fikri keluar dari mobilnya dan mulai berjalan masuk ke dalam rumahnya.Di ruang keluarga sudah terdapat Ayah, Bunda, Azzam, dan Zaki yang memandang Fikri heran.
Fikri mengucap salam kemudian menyalami tangan Ayah dan Bundanya sebelum duduk di sebelah Zaki."Ada apa sih Kak?, Tumben dikumpulin gini?" tanya Bunda heran.
Fikri masih diam, rasanya berat untuk memberi tahu ini.
"Nunggu Ara juga Kak?" tanya Ayah.
"Tapi dari tadi ponsel Ara gak bisa dihubungi" sahut Zaki.
Fikri diam, Azzam juga hanya diam tidak menyahuti sama sekali.
"Ka Fikri mau ngomong apa sihh??, Jangan diam mulu dong" ucap Bunda.
Fikri menghela napas berat, kemudian mengatakan sesuatu yang langsung membuat semua orang terkejut.
"Ara masuk rumah sakit" ucap Fikri pelan.
Bunda langsung menutup mulutnya terkejut.
Ayah, Azzam, dan Zaki juga tak kalah terkejutnya mendengar ucapan Fikri."Lo jangan bercanda deh, gak lucu tau, tadi pagi Ara masih sehat yaa" ucap Zaki sambil memelotot ke arah Fikri.
"Ternyata bukan cuma Fikri yang ketipu senyuman Ara setiap hari, Zaki juga, bahkan semua orang" ucap Fikri dengan senyum sendu.
"Maksudnya apa Fik?" tanya Azzam yang akhirnya membuka suara.
"Ara koma dan dinyatakan kritis karena kanker otak stadium 3" ucap Fikri.
Bunda langsung lemas dan menangis sesenggukan, Ayah yang ada di samping Bunda langsung memeluk Bunda menenangkan.
Zaki menegang, perlahan namun pasti air matanya menetes, seorang Zaki yang memiliki humor tinggi dan paling anti menangis pun meneteskan air matanya.
Azzam juga mematung mendengar ucapan Fikri, sendi dalam tubuhnya seakan luruh semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAFASYA
Spiritual[ ⚠Romance act - Spiritual ] Cinta adalah fitrah manusia yang Allah berikan kepada setiap hamba-Nya, namun bagaimana dengan cinta yang melibatkan banyak hati?? Seperti senja yang hadir dengan penuh makna, kamu hadir menawarkan jalan untuk kita bersa...