Give it Try

4.4K 527 109
                                    

Ini dia, Lisa paling tidak suka ekspresi seperti ini. Terkejut dan tak menyangka. Ia hampir saja berlari naik ke atas sebab tak kuat dengan kenyataan. Namun detik selanjutnya yang ia dengar malah sebuah tawa mengglegar, menyapu sunyi terbawa segar.

“Apa kau operasi kelamin?” Rosie bertanya, ia sekuat tenaga tahan tawa. Namun ekspresi serius nan polos Lisa selalu berhasil membuatnya tak banyak tingkah.

“Aku tidak perlu bercerita tentang bagaimana aku mendapatkan penis ini. Tapi bukan, aku tidak operasi kelamin.”

“Oh,” Rosie langsung bungkam, hilang sudah semua cengiran lucu yang ia tampilkan, terganti oleh rasa heran. “Apa aku tak dapat penjelasan agar mengerti? Setidaknya aku harus tahu agar sesi bercinta kita tidak terasa aneh atau kaku?”

“A-aku,” padahal Lisa sudah bilang jika ia akan ke kamar untuk mengambil uang, namun gadis itu malah masih bahas soal bercinta. “Mungkin kita sudahi saja semuanya sampai di sini.” Ia segera mengambil langkah menaiki tangga, suara tongkat terketuk lantai hiasi suasana yang kini mulai sepi lagi.

“Ayolah, Lisa-ssi. Aku ingin tahu, kau jangan membuatku penasaran seperti ini.” Rosie memaksa, ia mengikuti langkah Lisa yang jelas tak bisa cepat itu.

“Aku tidak suka menceritakannya.” Sebab Lisa lelah, sudah terlalu sering mulutnya kering hanya untuk sebuah penjelasan, bahwa ia punya penis asli, pada tiap wanita yang hampir menjadi kekasihnya.

“Baiklah, memang bukan kewajibanmu untuk bercerita. Tapi setidaknya biarkan aku tetap melakukan pekerjaanku seperti biasanya.” Rosie mengganteng tangan Lisa, membuat wanita itu langsung buang muka, entah kenapa, tapi ia jelas melihat pipi timbul itu telah memerah.

“Ayo kita bercinta.” Rosie akhirnya memperjelas, hingga buat langkah Lisa terhenti lantas menatap dirinya dengan kedua mata bulat.

“A-aku,” Lisa hampir saja tumbang mendengar kata bercinta dari wanita itu sedekat ini, jika saja bukan karena Rosie yang tengah menggandeng tangan serta tongkatnya, ia mungkin telah menggelinding bagai bola bekel saat ini.

“Apa kau takut?”

“Aku hanya tidak yakin.” Lisa tak kuat, ia kembali buang muka, menelan ludah sampai menyadari keringat di dahi telah mengumbar keluar.

“Kau sudah ereksi Lisa-ssi, kau tahu, jika kau menahan diri lantas menolak bercinta untuk melampiaskan. Kedua bola itu akan biru, lalu esok harinya penismu putus, tahu.” Rosie membisik, tatapan meyakinkan seolah ia tengah berbicara sebuah kebenaran.

“Huh?! Kau serius?!” Lisa sontak saja pegang tengah selangkangannya yang masih terasa berat, celana dalam telah ketat dan ia sebenarnya ingin sekali melepas kesesakan ini.

“Apa aku terlihat sedang berbohong?” Rosie menarik alis, meyakinkan Lisa jika perkataannya bukanlah sebuah bualan namun nyata.

“A-aku ... entahlah.” Lisa sebenarnya butuh minum untuk mengatasi panas dahaga ini, namun tarikan tangan Rosie yang membawanya semakin ke atas membuat tubuhnya mengikuti begitu saja, seolah ia menerima ajakan mencoba, serta merasa pasrah.









KOK DIKIT?!

SENGAJAA!!!!😝😝😝

Roje: Bang Lim gue ogebin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roje: Bang Lim gue ogebin

Be With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang