Ada yg minta Rosie Pov, silakan nikmati ya wankawan😙😙😙
Jan lupa vomentnya cintahhh❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ (cinta yg berisik)
“Eonnie, siapa yang mengantarmu pulang semalam? Dia kelihatan kaya.” Gadis muda itu merebahkan tubuhnya di atas kasur, masih dengan seragam SMP yang belum dilepas.
“Dia pelangganku, memang kenapa?” Rosie mengoles wajahnya dengan sunscreen sebelum mengaplikasikan make-up di wajahnya. Ia bangun lebih telat hari ini, seharusnya pagi jam sepuluh tadi sudah menemui Yuri untuk perubahan kerja yang ia inginkan. Tapi ia malah baru bangun jam satu siang, meskipun segera mandi dan berpakaian, nyatanya ia butuh lebih banyak waktu untuk menyiapkan diri. Lihat saja anak manja itu malah sudah pulang sekolah.
“Ayolah, Eonnie, kau tak mungkin menganggap kerja di Club itu sebuah pekerjaan sungguhan. Lagipula kau tak bisa menyembunyikan rahasia di rumah ini. Orang-orang kaya yang kau jebak di Club sana itu tidak ada yang sampai bisa mengantarmu pulang ke rumah. Kecuali kau malah mengantar mereka ke—“
“Ya, ampun.” Rosie langsung memotong kalimat bocah berisik itu dengan melempar salah satu lipstiknya. “Kau berisik sekali jika kehabisan uang jajan.” Biasanya sih, begitu, gadis itu akan bertingkah demikian demi meminta uang darinya. Jadi ia harus hentikan dulu memakai eyeliner untuk mengambil dompet dan mengeluarkan dua lembar uang untuk diberikan padanya.
“Yay! Thanks Eonnie.” Ia mengambil uangnya dengan antusias, merencanakan akan dibelikan makanan apa saja dengan uang yang diterima. Tapi tunggu, “Eonnie, aku tidak ingin lepas dari topik yang kita bicarakan. Siapa dia? Apa dia pacarmu? Kau punya pacar Eonnie? Akhirnya kau punya?” sebab selama ini, sang kakak tak pernah benar-benar berkencan dengan siapapun meski banyak yang berusaha mendekatinya.
“Ji Eun, sayang. Pacar atau bukan, itu tidaklah menjadi urusanmu.” Rosie mengecap bibirnya beberapa kali, untuk meratakan lipstik yang dipakai.
“Awh, Eonnie, aku ini adikmu tercinta. Kau bisa bicarakan tentang kekasih denganku, tak perlu malu.” Ji Eun memandangi sang kakak yang tampak cantik selesai mendadani wajahnya. Make-up itu akan menjadi inspirasinya saat ia SMA nanti. Sederhana namun memikat.
“Lebih baik kau tak tahu dia.” Rosie berdiri dari bangku riasnya untuk mengambil mini dress yang tergantung di dinding, memakainya lantas kembali berkaca untuk melihat apakah ia sudah tampil cantik.
“Jika memang kau tak mengakui dia sebagai kekasihmu, maka lain kali dia mengantarmu lagi, aku akan menjadikannya pacarku kalau begitu.” Ji Eun hanya melihat sekilas dari lantai atas kamarnya saat melihat lelaki yang tampak keren dengan topi dan jaket bisbol hitamnya, perawakannya tinggi dan kurus, persis seperti model celana dalam. Wah, seleranya sekali, ia yang tak tinggi-tinggi amat ini pasti serasi dengan manusia semampai.
“Hei!” Rosie berbalik sambil berkacak pinggang menatap tajam ke arah sang Adik. “Kau tak bisa melakukannya bocah. Lagipula dia wanita, kau tak suka wanita sebagai kekasihmu, bukan?” Rosie tahu selera Ji Eun adalah lelaki tinggi dan keren, karena penampilan Lisa yang sangat Boy-ish semalam, dia pasti berpikir telah melihat seorang lelaki.