Busted

2K 260 82
                                    

“Jisoo Unnie!!!” Lisa sampai melompat dari tempatnya berada karena saking kagetnya melihat Jisoo mendobrak pintu kelewat keras. Cepat-cepat Lisa menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Rosie—padahal gadis itu kelihatan biasa saja saat menjadi sebuah tontonan orang asing—sedang Lisa sudah panik dan berusaha menutupi apa-yang-telah-tegang dengan tangannya yang lebar.

“Berikan aku penjelasan!” Jisoo kembali berteriak, penuh kemarahan, bahkan di tangannya sudah ada cambuk yang siap menelan korban.

“Unnie, penjelasan apa? Aku tidak menyukaimu, aku hanya menyukai Rosie.” Lisa berdiri dengan canggung membelakangi Rosie yang mengintip dari balik pantatnya--masih memakai celana bokser dengan celana melorot di bawah mata kaki.

“Bukan itu maksudku, bodoh!” Plak! Jisoo menampar tembok dengan cambuk di tangan, menakuti Lisa sampai wajah gadis itu memucat.

“Unnie, tolong jangan sakiti kita berdua, sadarlah bahwa kau bisa dipenjara karena kekerasan ini.” Lisa mencoba menenangkan, tapi cambuk Jisoo kembali terbang memukul daun pintu. “Berikan cambuknya, Unnie, darimana kau dapat barang semacam ini lagi pula?” Lisa mencoba mengulur tangan untuk meraih tangan Jisoo yang memegang erat si cambuk mengerikan.

“Dia membelinya di toko dewasa.” Datanglah Jennie dengan napas tersengal, wanita itu mendongak--memejam mata mengambil udara sambil memegang gips leher yang terasa hampir patah. Sial, aku tidak suka berlari. “Tadi beli di jalan dan gratis borgol ini.” Ia mengangkat kedua tangannya yang terborgol sambil memamerkan senyum gusinya.

“Toko Dewasa?” Lisa menarik satu alis, memang ada Toko Dewasa? Lisa baru tahu ada toko yang menjual cambuk gratis borgol berbulu pink.

It’s called Sex Toy Shop, babe.” Rosie berbisik di belakang, yang membuat Lisa langsung mangap sambil mengatakan;

“Ah, begitu.” Ia mengangguk paham. Apakah ia juga butuh barang-barang semacam itu? "Oh, ngomong-ngomong, Jen Unnie. Kenapa kau kesini masih dengan pakaian Rumah Sakit, itu namanya pencurian properti.” Lisa menunjuk pada pakaian Jennie yang tidak berubah saat ia meninggalkannya di Rumah Sakit.

“Jisoo sudah mengamuk sebelum aku bisa mengganti baju, Lalisa. Lagipula itu Rumah Sakit milikmu, tidak akan ada penuntutan pencurian.”

“Tapi tetap saja—“

“Apa kau membayar administrasinya?”

“Ya, karena kau yang di rawat bukan aku, Unnie.”

“Hei! Kalian malah mengobrol! Lihat aku disini!” Jisoo melempar cambukan pada lantai, membuat mereka bertiga seketika tersentak kaget.

“Jelaskan padaku tentang semalam, Lisa!” Jisoo menuntut kejujuran, makanya ia datang dengan semua kehebohan ini. “Kebetulan ada saksi lainnya disini.” Ia melirik pada Rosie yang kini bersembunyi dibalik pantat Lisa.

“Jen Unnie! Kau seharusnya tidak mengatakan apa-apa tentang semalam. Sekarang karena masalah ini, aku jadi gagal melakukan praktek sistem reproduksi dengan Rosie!” Lisa ingin sekali melempar barang apapun pada Jennie saat ini. Ia kesal kenapa sepupunya itu bisa berkata jujur pada Jisoo seolah dia tak tahu konsekuensi yang akan didapat.

“Maafkan aku, Lalisa. Tapi kau tahu aku tak bisa bohong pada Jisoo.” Jennie menurunkan bibir dengan mata berkaca-kaca.

“Jika kau berkata jujur telah meniduri mantanmu, Jisoo akan menghubungi junse dan Junse malah akan memanipulasi cerita untuk membuat kalian berpisah.” Lisa gemas dan kesal sekali sampai ingin menyedot pipi gembul Jennie dengan vakum cleaner. Lihat tatapan melotot Jennie yang hampir seperti hendak mati berdiri itu.

“Kau apa?!” Jisoo meneriaki Jennie.

“LALISA!!!” Jennie berlari untuk menampar bibir Lisa, namun Rosie langsung menarik Lisa untuk tumbang ke tengah ranjang menindih dirinya dan yang ada Jennie malah jatuh di atas badan Lisa, membuat ketiga orang itu seperti sandwich manusia.

Be With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang