Dua hari yang lalu gue mengunjungi Svetco London. Karena jujur, gue gak pernah kesana. Gue ingin expand bisnis gue ke London tapi gue gak mau ke London. Jadi selama ini yang ngurus paling Anna sama ada, manajer Svetco di headquarter.
Kantor Svetco London bagus juga, begitu gue menginjakan kaki gue di lobi perusahaan, orang-orang langsung mengenali gue dan menyapa gue begitu melihat gue.
Di Svetco London juga ada ruangan yang dibuat untuk gue siapa tau gue bakal ke London, kayak sekarang ini. Tapi sayangnya, ruangan itu akan sangat jarang terpakai. Mengingat gue jarang mengunjungi London.
Sementara kemarin, gue baru aja wawancara dengan BBC News mengenai Svetco dan gue sebagai brand ambassador UNICEF dari Inggris.
"Mba, udah siap belum?" Tanya Anna ke gue yang lagi duduk diruang tengah. Daritadi Anna ngurusin beberapa hal dulu di meja makan.
"Udah, berangkat sekarang kali ya? Aku gak mau telat."
"Iya ayo, mba." Ajaknya.
Hari ini mama ke toko cupcake-nya, papa harus ke kantornya karena ada pekerjaan, Sasha kuliah, dan Sabine sekolah. Jadi rumah bakalan kosong.
Dalam perjalanan ke The Ritz London, dimana acara akan diadakan. Kepala gue dipenuhi dengan rasa ingin tau apa yang gue liat beberapa hari yang lalu.
Itu beneran anaknya Jaehyun? Anaknya udah lumayan besar. Sekitar kurang lebih satu tahun.
Tapi kemudian gue disadarkam begitu mobil udah berhenti di depan gedung yang besar. Oke gue udah sampai di tempat acara.
Begitu gue turun, gue disapa sama orang yang tugasnya menyambut tamu-tamu. Lalu gue diarahkan ke ruang Palm Court, ruangan dimana acaranya akan berlangsung.
Begitu gue tiba, gue disambut sama banyak orang. Gue sapa mereka balik, nggak lupa sambil senyum.
"Sekarang mari kita dengarkan pidato yang akan disampaikan oleh Svetlana Sashipova." Kata MC setelah pembukaan acara. Lalu langsung diikuti suara tepuk tangan yang meriah.
Gue pun jalan menuju ke atas panggung untuk menyampaikan pidato gue mengenai #EndViolence.
"Selamat pagi semuanya." Sapa gue sambil senyum ke arah audiens.
"Pagi!" Jawabnya.
"Sangat senang rasanya untuk berada di depan sini sebagai salah satu orang yang terpilih untuk memberikan pidato terkait kampanye dari UNICEF mengenai #EndViolence. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih karena saya telah dipercaya untuk berdiri didepan sini dan memberikan pidato singkat."
"Jadi, seperti yang sudah kita ketahui sekarang, banyak sekali orang di dunia ini yang sedang menderita. Kekerasan sering terjadi dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Dalam kalangan anak-anak maupun dewasa. Namun, kekerasan banyak terjadi diantara anak-anak dan para kaum wanita yang sudah dewasa."
"Sampai sekarang, kita masih berusaha untuk mencari solusi untuk meminimalisir kekerasan-kekerasan yang ada. Kita bekerjasama dengan pemerintah, organisasi non pemerintah, masyarakat sipil yang ada di dunia. Dan kita pasti mendengarkan keluhan-keluhan yang kita dapatkan."
"Saya juga memberikan pengajaran di Stanford University mengenai Center of Woman, Peace, and Security untuk jenjang S2. Saya melakukan hal tersebut karena saya mendukung kampanye #EndViolence ini dan saya juga ingin mempromosikan nilai-nilai yang saya dapatkan."
"Saya melihat banyak sekali murid-murid yang melihat kalau isu ini adalah isu penting yang harus dilihat dengan mata terbuka dan berkomitmen untuk membuat perubahan."
"Melihat keadaan dunia sekarang, ada banyak hal yang tidak seimbang. Dimana banyak konflik yang dibicarakan dan banyak yang peduli terhadap konflik itu, isu A contohnya. Namun, disisi lain, ada juga konflik yang berhubungan dengan anak-anak dan wanita tapi orang-orang ini yang peduli terhadap isu A ini tidak peduli. Padahal, anak-anak dan para wanita ini lebih penting masalahnya. Seperti haknya sebagai individu ditolak, gerakan untuk memberantas kejahatan pada mereka dan mendapatkan keadilan bahkan tidak menjadi bahan pembicaraan."
"Jaman sekarang juga semakin canggih. Tapi kelihatannya kita, tidak mampu untuk menegakan standar minimum kemanusiaan di berbagai penjuru yang ada di dunia."
"Contohnya seperti serangan misil yang terjadi di sekolah bahkan rumah sakit, banyak keluarga yang rumahnya di bom, bahan-bahan senjata kimia juga dijatuhkan di lingkungan perumahan, lalu banyaknya juga pemerkosaan terhadap wanita, anak, maupun pria."
"Jadi menurut saya, sekarang kita harus fokus dengan apa yang bisa kita lakukan dan percaya kalau apa yang kita lakukan itu bisa merubah dan membantu keadaan untuk berubah menjadi ke arah yang lebih baik."
"Saya punya keyakinan yang penuh terhadap generasi saya sekarang dan generasi-generasi muda kalau kita bisa merubah keadaan. Saya banyak melihat anak kecil dari berbagai penjuru dunia standing up dan membicarakan mengenai climate change. Saya bahkan mendengar adik sepupu saya sendiri menanyakan mengenai perubahan cuaca."
"Generasi jaman sekarang juga saling terhubung satu sama dengan yang lain. Dengan terhubung satu sama dengan yang lain dan kenal sesama, maka dunia akan semakin terhubung. Dan akan menyebabkan kita lebih sadar dengan apa yang sedang kita hadapi sekarang, dan apa yang kita butuhkan. Saya percaya orang-orang akan mulai melakukan sesuatu begitu mereka sadar dan paham terhadap situasi sekarang. Secara fundamental setiap individu itu baik. Saya percaya itu."
"Saya juga berpikir kalau pendidikan adalah kuncinya. Saya banyak meluangkan waktu setiap harinya berusaha untuk mengerti apa yang sedang kita hadapi sekarang, mencoba untuk mendapatkan pendidikan, berusaha untuk belajar dari teman-teman saya yang ada di berbagai negara mengenai apa yang sedang terjadi."
"Ternyata hal itu sangat sulit. Keadaan yang sangat rumit. Saya juga bukan ahli yang bisa menjelaskan mengapa hal ini terus berlanjut dan bertambah banyak. Tapi satu hal yang saya bisa beritahu adalah, saya percaya kalau kita semua tau we are failing people."
"Untuk itu, saya mengajak kalian semua untuk terus mendukung kampanye #EndViolence karena saya percaya, kita bisa sama-sama merubah keadaan menjadi lebih baik. Terima kasih."
Gue mendengar suara tepuk tangan yang meriah begitu gue selesai memberikan pidato terkait #EndViolence. Gue senyum sebelum gue turun dari panggung kecil yang ada didepan dan kembali duduk di tempat gue.
"Pidatonya keren banget, mba! Orang-orang pada takjub sama pidato yang Mba Svetlana berikan tadi loh!" Kata Anna begitu gue duduk di tempat gue.
"Masa sih?" Tanya gue sedikit nggak percaya, karena gue mengatakan semua yang ada dipiadato hanya berdasarkan apa yang gue lihat dan gue tau.
"Iya!"
"Hahaha makasih deh." Sambil senyum.
Acara kampanye mengenai #EndViolence ini nggak berlangsung lama. Hanya sekitar 3 jam aja. Rangkaian acara selanjutnya adalah mengenai #EndViolence, talk show, penyerahan penghargaan, lalu penutupan.
"Svetlana! Pidato kamu tadi diatas keren banget. UNICEF bangga punya brand ambassador seperti kamu."
Yang ngucapin barusan itu Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF.
"Terima kasih, pak! Saya hanya ingin mengajak lebih banyak orang lagi untuk peduli dengan kampanye #EndViolence." Kata gue sambil senyum.
"Bagus, tingkatkan ya!" Gue hanya mengangguk pelan sambil senyum lagi. Kemudian beliau pergi dari hadapan gue.
"Lana, keren banget pidato lo tadi."
———————————————————————
Author's Note
Ada yang bisa nebak itu siapa? ;)
Jangan lupa vote & komen! Hehe 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna: A Blank Space | Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] "Let's stop seeing and texting each other... and if by chance we met in the street, let's pretend like we didn't know each other." Start 28/03/2019 Finish 04/05/2019 WAS #1 in Jaehyun 06/05/2019 #2 in Jaehyun 05/05/2019 #3 in Jaehyun 30...