Tok tok tok
Gue mengetuk pintu rumah, berharap mama lagi ada dirumah dan gak sibuk di tokonya sekarang.
"Lana?" Kata mama begitu beliau membuka pintu dan melihat gue berdiri di depan pintu menggunakan kacamata hitam dan gak ada senyum yang gue berikan begitu gue ketemu mama.
Yang ada gue menangis dan mama menarik gue ke dalam pelukannya. Gue menangis kencang dan semakin menjadi-jadi.
Kita diem didepan pintu untuk beberapa saat, cukup lama kita berdiri. Sampai akhirnya pelukan mama berhasil membuat gue sedikit tenang. Hanya sedikit.
"Lana, masuk dulu yuk? Kita duduk dulu." Ajak mama ke gue. Mama melepas pelukannya dan merangkul gue untuk menuntun ke ruang tengah.
"Lucas, tolong tutup pintunya ya." Pinta mama ke Lucas. Lucas mengangguk dan senyum begitu mendengar perintah dari mama.
Begitu pintu depan ditutup, Lucas berjalan mengikuti gue dan mama menuju ruang tengah.
Saat duduk, gue hanya bisa menundukan kepala gue. Gak biasanya Svetlana lemah kayak gini. Tapi kali ini gue berhak untuk merasa lemah dan bersikap kayak gini.
Gimana nggak? Jaehyun, orang yang gue sayang ternyata punya penyakit yang serius dan belum tentu penyakitnya itu bisa di sembuhkan.
Mama yang duduk disamping gue hanya bisa mengelus-ngelus pundak gue. Menunggu gue untuk menceritakan apa yang sebenernya terjadi dan membuat gue menangis kayak orang kesurupan.
"Ma..." panggil gue sambil melepas kacamata hitam yang gue pakai daritadi. Kepala gue masih menunduk dan yang gue lakukan sekarang hanya memainkan jari jemari gue.
"Hm?" Kenapa?" Mama masih mengelus pundak gue.
"Mama selama ini tau kalau Jaehyun sakit?" Gue memberanikan untuk menatap mama dengan ekspresi dan mood yang udah gak karuan.
Bukannya langsung menjawab, mama menghela nafas dan berpikir untuk sejenak sebelum akhirnya membalas pertanyaan gue.
"Jaehyun bilang ke kamu?""Jaehyun bilang kalau dia sakit, dan sakitnya itu baru dia ketahui 3 minggu yang lalu."
Tangan mama masih terus mengelus pundak gue. Berharap sentuhan tangan seorang ibu bisa menenangkan anaknya yang udah gak karuan ini perasaannya.
"Mama tau kalau Jaehyun sakit?" Tanya gue ke mama.
Mama hanya mengangguk pelan dan memberikan tatapan menyesal karena mama gak bilang sama gue dengan apa yang terjadi.
"Maafin mama ya, Lana.""Mama kenapa gak bilang ke aku?" Gue kembali menangis.
"Maaf. Jaehyun bilang ke mama dan ke ayah, ke Sasha dan Sabine untuk gak bilang ke kamu."
"Sasha sama Sabine tau?!" Perasaan gue disitu campur aduk. Sedih iya, marah iya, kesel iya– pokonya udah kacau. Udah gak bisa dijelasin.
"Maaf, Lana."
"Kenapa Jaehyun gak bilang ke aku?!" Tanya gue yang masih menangis. Air mata yang mengalir kini lebih deras. Mengetahui semua anggota keluarga gue tau– kecuali gue, kalau Jaehyun sakit itu bikin gue nyesek.
Kenapa gue satu-satunya orang yang gak tau disini? Bahkan Lucas yang bukan siapa-siapanya Jaehyun aja tau. Kenapa gue nggak?
"Jaehyun... dia gak mau ngeganggu kamu waktu itu. Dia bilang kalau kamu lagi sibuk. Dia gak mau nambah beban pikiran kamu. Dia juga bilang kalau informasi kayak gini gak begitu penting untuk kamu karena... karena you know what happened 6 years ago. Dia pikir, dia udah gak penting lagi untuk kamu, Lana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna: A Blank Space | Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] "Let's stop seeing and texting each other... and if by chance we met in the street, let's pretend like we didn't know each other." Start 28/03/2019 Finish 04/05/2019 WAS #1 in Jaehyun 06/05/2019 #2 in Jaehyun 05/05/2019 #3 in Jaehyun 30...