part 20

996 23 0
                                    

Felicia mulai bosan berada didapur, ia teringat pesanan buah dari temannya si burung api kecil. Felicia berjalan ke halaman melalui pintu dengan lubang berbentuk lingkaran.

Sampai di halaman, felicia harus waspada penuh, ia teringat waktu dihempas pohon itu dan beberapa tulangnya patah.

Kali ini pun sang pohon dengan sulurnya mulai menyerang felicia seakan tahu keberadaan orang yang hendak menginginkan buahnya.

Felicia menghindari dengan lincah jungkir balik dan salto andalan untuk serangan beberapa sulur itu, felicia berhasil menghindar semua serangan dengan baik sambil tersenyum puas. Sekarang pohon itu menurunkan sulurnya perlahan ke tanah seakan menyerah.

Felicia menganggap itu sebagai tanda dia bisa berjalan mendekat, baru berjalan beberapa langkah, beberapa helai daun mulai jatuh perlahan.

"Apa sudah mulai musim gugur ya?"Bisik felicia heran tadi rasanya daunnya tidak berjatuhan.

Ada sehelai daun yang jatuh melewati tangan kanan felicia. Tanpa terasa tangan felicia terdapat garis miring bekas daun itu lewat, terasa perih dan perlahan lahan mulai mengeluarkan sedikit darah segar. Felicia segera melompat menjauh dan melihat luka di tangan kanannya, tidak dalam, tapi terasa perih. Daun itu pastinya sangat tajam sehingga dapat melukai tanpa terasa sedikitpun sewaktu bersinggungan.

Felicia baru menarik nafas sejenak, berharap kalau itu hanya perasaannya saja. Tapi apa yang ada dihadapannya membuat felicia tersadar dan segera melompat naik ke atas pohon terdekat. Beberapa daun menancap kencang ditempat felicia menarik nafas, dan beberapa di pohon tempat felicia bertengger.

'Apa pula ini, kayaknya pohon itu sensitif banget s? Kenapa aku yang diincar?'Keluh felicia dalam hati

Beberapa daun yang jatuh ataupun menancap berusaha melepaskan diri dan melayang menuju felicia.

'​oo,tiiiidaaaaak!!!'Pekik felicia dalam hati dan segera melompat cepat ke beberapa dahan pohon terdekat

Daun yang melayang itu terus mengejar felicia yang meloncat dari dahan ke dahan, namun tidak mengenainya barang sedikitpun. Karena kelincahan felicia menghindar, seperti monyet yang melompat dari satu dahan ke dahan lainnya.

Setelah kejar-mengejar beberapa saat, felicia akhirnya melompat turun ke tanah dan bersembunyi di belakang sebuah pohon. Ia mengintip kebelakang sedikit, dan sekelilingnya, tidak terlihat daun sedikitpun yang tadi dengan sengit mengejarnya.

Felicia menghela nafas lega, ia melihat bekas lukanya sudah sembuh dan hanya meninggalkan garis tipis, mungkin karena lukanya tidak dalam, sehingga dalam penyembuhannya cepat.

Felicia melihat sekeliling, ia sudah berada didalam hutan, hanya ada pohon dengan berbagai warna kayu, felicia melihat ke atas tidak terlihat langit hanya ada rimbunan daun.

"Gawat, aku tersesat!"Seru felicia baru menyadari keadaannya"bagaimana ini? Apa nanti kata het kalau aku tersesat di hutan yang ia tak boleh masuki?"

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang