extra: frank stories-prolog

964 13 0
                                    

Frank stories-prolog

Di sebuah dunia sihir yang penuh dengan keajaiban, sedang terjadi peperangan, ada dua kubu yang sedang berperang sengit mempertahankan keyakinan, harga diri dan kepercayaan mereka akan sesuatu hal yang mereka anggap penting.

Lapanide, sebuah kubu yang terdiri dari para monster, summon dan orang yang tertindas mereka merasa hanya dimanfaatkan dan sedang menuntut balas atas perlakuan tidak adil yang mereka terima.

Kubu yang satunya lagi adalah kubu golden, memerintah bagai raja, baginya para monster, summon, dan manusia selain clan tertentu hanyalah pesuruh yang rendah dan pantas untuk diperlakukan seperti itu.

Kedua kubu yang sama kuatnya selalu bertikai di beberapa daerah menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit, kehilangan nyawa yang tidak terhitung, bahkan para summon dan para monster dibuat agak bingung dengan pilihan berbeda yang ditawarkan masing-masing kubu.

Beberapa anak yatim piatu berkeliaran di beberapa reruntuhan kota, mereka yang selamat ada yang memilih tinggal, ada yang mati kelaparan dan kesakitan, ada juga yang membentuk kelompok-kelompok kecil pengelana atau bahkan perampok makanan atau perusuh yang mengganggu kota sekitarnya.

Rata-rata orang dewasa yang masih hidup sudah mati, ikut berperang membela salah satu kubu untuk tujuan tertentu, atau bahkan melarikan diri dari tanggung jawab melindungi dan membesarkan anak dengan alasan peperangan.

Anak-anak malang ini hidup menggerombol dan pergi tanpa tahu tujuan. Yang mereka inginkan dan pikirkan saat ini hanyalah bagaimana mereka meneruskan hari dengan atau tanpa makanan dan air yang memadai.

Ada seorang anak gadis berambut coklat sebahu di atas sebuah gedung reyot bekas pertempuran yang agak tinggi letaknya terduduk memeluk lututnya sambil melihat ke suatu arah dengan serius.

Seorang anak laki-laki berambut hijau pendek bermata hijau, perlahan-lahan mendekati anak berambut coklat berpotongan seperti anak laki-laki yang sedang asik sendiri dengan memegang bahu kiri gadis itu.

"Eter, ayo makan dulu lucas menemukan sekantong roti dan air yang cukup untuk mengisi perut kita." Sapa anak berambut hijau

"Sebentar lagi, frank, ada pertempuran seru yang tidak boleh aku lewatkan." Jawab anak berambut coklat sambil lalu tanpa berpaling

"Kau melihat pertempuran itu dengan mata biru terangmu itu ya?" Tanya frank memancing perhatian eter agar mengalihkan perhatian padanya walau hanya sekejap

Cara yang frank tempuh agak ampuh, eter menolehkan wajah sejenak ke arahnya. Mata biru terang eter beradu dengan mata hijau frank.

"Kau tidak melihat ke arah langit, frank?! Bukankah langit saat ini sedang terlihat ada beberapa petir yang menyambar, atau kadang-kadang tiang api dan beberapa yang lainnya sedang bergemuruh dihadapanmu?!" sahut eter sedikit tidak senang perhatiannya terpecah karena pancingan frank. Eter penasaran dengan apa yang frank inginkan sebenarnya.

Frank mengadah sebentar melihat langit dikejauhan warnanya agak kelabu yang memang terkadang mengeluarkan gemuruh petir, puting beliung, tiang api, dan gema pertempuran dari kejauhan. Tapi frank seakan tidak tertarik, ia justu menatap mata eter lekat-lekat.

"Tapi, dimataku semua itu tidak ada yang menandingi cerah dan teduhnya biru matamu." Puji frank sambil tersenyum manis

Eter segera bangkit dari posisinya dan langsung menepis tangan frank dari bahu kirinya sambil menghela nafas.

"Lagi-lagi jurus mautmu, kau keluarkan. Basi tau kalau kau terus mengulang perkataan yang sama berulang-ulang kali. Sudah bosan aku mendengarnya." Ejek eter sambil berlalu pergi memunggungi frank. Mukanya sedikit memerah, dan walaupun mengatakan tidak suka, eter tidak bisa menyembunyikan senyuman kecil yang menghiasi wajahnya.

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang