part 23

1K 23 2
                                    

Het sedang membaca di r. baca, terdengar suara pintu ruangan itu dibuka dan ditutup. Het masih tidak bergeming dengan bukunya. Sebuah lengan merangkul het dari samping perlahan, seakan ingin bermanja dengan het.

"Apa-apaan kau! Apa kau salah makan sarapan?!" Bentak het yang segera melepaskan rangkulan lengan itu

Lengan itu tidak mengendur ataupun gentar dengan suara het yang meninggi. Suara yang merdu mengalun bagaikan lagu penghantar tidur.

"Master kami yang membenci dunia, jangan galak-galak, aku tahu sebenarnya hatimu sangat lembut didalam."Sahut pemilik lengan itu manja dan tidak mau melepaskan rangkulan eratnya"tidak ada yang paling mengerti dirimu selain kami."

"Siapa kau?" Tanya het penasaran sambil menoleh kekiri melihat sosok yang merangkulnya erat

Sosok itu berambut coklat, figurnya sangat mirip felicia hanya warna matanya dan suaranya saja yang membedakan mereka, gadis ini warna matanya kekuningan.

"Sedihnya, jika master ternyata sudah melupakan diriku ini." Sahut gadis itu merajuk dengan suara

merdu andalannya

"Kau rupanya!" Seru het ketika memandang mata kuning perempuan itu, segera menyegarkan ingatannya pada sesuatu.

"Master jahat! Kenapa memasukkan aku ke tubuh perempuan ini!?" Tuntut gadis itu sambil menunjuk dirinya

"Kau ini monster. Apa bedanya dimasukkan ketubuh perempuan atau laki-laki." Jawab het terkekeh melihat tingkah gadis itu

"Jangan-jangan, master menaruh hati pada perempuan ini?" Tuduh gadis itu dengan suara felicia sambil menunjuk dirinya

Het berdehem sejenak perlahan

"Suka?" Het tersenyum lebar sinis "tidak tahukah kamu betapa repotnya aku mencari tubuh yang bisa menerima separuh jiwa dan separuh kekuatanmu yang aneh? Apa kau tidak menyukai tubuh itu? Betapa beruntungnya dirimu bisa membentuk jiwamu kembali utuh, dengan adanya dirinya. Kau membutuhkan tubuh, dan orang ini membutuhkan kemampuan pemulih cepatmu."

Gadis itu mencibirkan bibirnya, seakan ide het adalah ide paling konyol yang pernah ia dengar.

"Cih,karena orang itu mengambil separuh kekuatanku, separuh jiwaku dan menghancurkan tubuhku! Sehingga sekarang aku harus menumpang tinggal di tubuh orang lain! Betapa aku benci hal itu, orang ini memiliki kemampuan yang besar tapi punya ketakutan yang sama besarnya untuk menggunakannya! Apa gunanya kekuatan itu?! Kalau tidak digunakan?!" Adu gadis itu sambil menunjuk dirinya sebal "contohnya dari kerumunan serigala dia bisa membunuh semuanya tanpa sisa, tapi apa yang ia lakukan?! Dia malah hanya membuat mereka pingsan. Lalu pohon menyebalkan itu, bagaimana ia bisa mengetahui aku keberadaanku di dalam tubuh gadis ini!?"

Mata het membesar beberapa centi mendengar penjelasan tadi.

"Jadi, kau tahu apa saja yang dilakukannya?" Tanya het kaget

"Tentu saja."Sahut gadis itu tegas dan pasti sambil menganggukan kepala

"Bagaimana dengan dirinya sendiri apa dia menyadari keberadaanmu?" Tanya het cepat

"Baru saja aku berkenalan dengannya. Dia sepertinya tidak tahu sama sekali, kalau dia tahu apa yang kita lakukan, dia pasti akan dengan cepat terbang meninggalkan dirimu master." Jawab gadis itu sambil memainkan rambutnya bosan

"Tidak, dia tidak mungkin berani." Sahut het pasti sambil tersenyum penuh arti

"Bagaimana kau bisa seyakin itu master? Bukankah sewaktu dia tidak sadar, kau memanggil diriku untuk membuat monster? Bisa dibilang itu bisa melunasi semua hutangnya!" Tanya gadis itu heran dengan jawaban lugas het.

"Dia masih berhutang kepadaku." Jawab het sambil terkekeh mengerikan

Gadis itu kembali mencibirkan bibirnya tidak mungkin ia menang berdebat dengan masternya itu, apalagi masternya tentu masih menyembunyikan seribu rahasia yang pastinya akan disimpan rapat. Het terdiam sejenak, dalam diam het teringat sesuatu.

"Kalau kau memang tahu apa yang dilakukannya, kemana dan kepada siapa kau mengirim burung gereja itu?" Tanya het tiba-tiba

Gadis itu tersenyum nakal, ia mulai membaca maksud pertanyaan itu, bibirnya mendekati telinga kiri het seakan ingin membisikan suatu rahasia besar. Het bersiap mendengarkan dengan cermat.

"Ra-ha-si-a." Bisik gadis itu lalu terkekeh dan menjauhi telinga kiri het.

Het segera mencibir tidak puas, atas apa yang didengarnya barusan.

"Lebih baik kau tanyakan padanya secara pribadi, aku percaya dia pasti menceritakan padamu. Aku tidak berhak menceritakannya padamu, master. Saranku cepatlah bergerak, master." Sahut gadis itu tersenyum puas, karena sepertinya bisa membalas het sambil menaruh jari telunjuknya dibibir tanda ia tak akan mengatakan apapun lagi.

"Pergi sana kembalikan tubuhnya ketempat terakhir kau mengambilnya!" Hardik het jengkel mengetahui gadis itu mempermainkannya dengan tidak menjawab pertanyaannya dengan mudah "jangan sampai dia kebingungan berada di tempat yang berbeda."

"As you wish, master." Jawab gadis itu sambil terkekeh mengejek karena puas mengerjai masternya yang biasanya selalu bersikap cool.

Gadis itu segera berdiri, dan berjalan melenggang ke arah pintu dan keluar dari ruangan itu.

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang