lificea stories - eternity forest

606 13 0
                                    

lificea stories - eternity forest

"Masa umurmu baru 27 tahun? Jangan berbohong lagi padaku, het! Pliz, katakan sejujurnya padaku." Pinta lificea memohon penjelasan, ia merasa dibohongi mentah-mentah oleh het.

Memang kalau melihat secara fisik, het bisa dibilang baru berumur 27 tahun. Tapi kalau dilihat dari sejarah sihir, seperti cerita het, kejadian itu sudah berlangsung selama lebih dari 73 abad yang lalu.

Het mengalihkan pandangannya dari buku yang ia pegang ke muka lificea yang masih ragu-ragu, mereka duduk bersebelahan di r.baca.

"Lifi, sudah kukatakan berulang kali, dan ini mungkin yang ke100 kali kau tanyakan hal itu. Umurku memang 27 tahun dan aku tidak bohong padamu." Jelas het yang mulai bingung bagaimana menerangkan pada lificea tentang perbedaan waktu di eternity forest dan di dunia sihir "kalau kau menghitungnya dari eternity forest, karena ada perbedaan waktu antara eternity forest dengan dunia luar. Di pinggir eternity forest satu hari sama dengan 1tahun didunia luar, namun jika kau memasuki hutan lebih dalam disana, waktu sama sekali terhenti, karena semuanya terserap oleh dinding tak terlihat yang memproduksi eternity pure water yang membentuk kolam di tengah-tengah hutan."

"Berarti aku juga terkena efeknya?" Tanya lificea sedikit ketakutan sambil menunjuk dirinya

"Kau baru beberapa hari disini, efeknya tidak akan jauh terasa." Bisik het agak bingung bagaimana menjawab yang satu itu "kenapa ketakutan begitu, bukankah kau ingin hidup abadi? Sekarang kan sudah terwujud, kau dibandingkan kakakmu leon, usia kalian sudah berbeda sangat jauh."

Lificea baru menyadari poin itu, kakaknya yang dulu berbeda 7tahun, kini berbeda hampir puluhan tahun. Lificea sekarang memandang het sedikit ngeri, ia membayangkan sesuatu yang menakutkan sampai het terlihat bingung melihat muka lificea yang agak pucat.

"Apa yang kau pikirkan sampai pucat begitu?" Tanya het penasaran mengintip ekspresi lificea

Lificea mencengram kerah baju het kencang dengan kedua tangannya dan memandanginya tajam.

"Kalau begitu, andai aku hamil berapa tahun aku akan mengandung anak itu?!" Tanya lificea dengan muka yang panik diikuti tawa membahana dari het sampai sakit perut dan mengeluarkan airmata dari kedua matanya

"Kau ini lucu." Jawab het setelah bisa mengendalikan tawanya sambil menyeka airmatanya yang keluar dari kedua belah mata "mudah saja bukan, kita bisa tinggal diluar eternity forest sampai anak itu lumayan besar."

Lificea mengendurkan cengramannya dan terlihat sedikit lega dengan solusi itu, bayangkan kalau 9 bulan saja sudah sulit apalagi sampai ratusan tahun. Wuih, tidak terbayangkan sulitnya seorang ibu hamil.

Het mencuri kesempatan lificea yang sedang memikirkan hal serius itu dengan mengecup bibir lificea cepat.

"Lagi-lagi kau membuat aku jadi orang bodoh!" Jerit lificea kaget wajahnya sedikit memerah atas kelakuan nakal het yang selalu mengejutkan

Het hanya tersenyum genit memandang muka merah lificea, ia sangat suka perubahan cepat wajah lificea jika digoda olehnya.

"Oh, iya lifi, aku ingin tahu sebenarnya kenapa blue eyes clan bisa memiliki kekuatan mata sekuat itu?" Tanya het penasaran "diantara semua clan yang ada mata blue eyes clanlah yang paling kuat dan paling langka, diantara para mage."

Lificea memandang het dengan senyuman lebar sekarang saatnya balas dendam. Het yang melihat muka menakutkan lificea langsung terdiam dan pura-pura tidak pernah bertanya apa-apa. Het segera sibuk dengan buku di tangannya daripada melihat senyuman lificea yang menakutkan.

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang