lificea stories -thousand temple - epilog

912 35 8
                                    

Lificea stories - thousand temple - epilog

Tapi pada detik terakhir, bukan felicia yang terpental, melainkan lawan dari felicia yang terlihat unggul dan sudah menyunggingkan senyum kemenangan.

Nafas felicia memburu, ia menghirup lebih banyak oksigen untuk memenuhi paru-parunya dan membuat jantungnya untuk melambatkan sedikit denyutannya. Felicia mengarahkan jemarinya ke tongkat yang sudah dilucuti, tongkat itu terbang cepat ke arah tangan felicia.

Felicia mendekati dan mengacungkan tongkatnya ke arah lawannya itu.

"Menyerahlah!" Seru felicia "aku tidak akan melukaimu jika kau mau menyerah baik-baik!"

Orang itu menatap mata felicia gemetaran, orang itu sepertinya tidak mengira siapa yang ia lawan.

"Kau, mata itu mata asli milikmu?" Tanya orang itu memastikan apa yang ia lihat benar adanya

"Ya, maka dari itu menyerahlah!" Desak felicia tidak ingin berbelit-belit lagi, ingin secepatnya menyelesaikan level ini

"Mata biru gelap itu asli milikmu?!" Tanya orang itu memastikan sekali lagi dengan apa yang dilihat "pantas saja kau bisa menyerang diriku tanpa menggunakan tongkat sihir."

"Kau mau menyerah atau tidak?!" Bentak felicia tidak suka dengan sikap berbelit-belit orang ini, sambil mulai memainkan tongkatnya sedikit mengancam

"Baik-baik, aku menyerah!" Jerit orang itu hopeless, tak ada gunanya bertahan jika harus melawan blue eyes clan dengan mata yang sudah berevolusi sampai warnanya segelap itu, tentunya level sihirnya diatas rata-rata

Felicia menyelesaikan semua level thousand temple dengan sangat baik dan mungkin satu-satunya yang bisa menembus semua level. Sebaik kabar bahwa dirinya seorang keturunan blue eyes clan yang terakhir tersebar dengan sangat cepat diseluruh dunia sihir.

Saat hendak keluar dari thousand temple, felicia mendapatkan sepucuk surat yang diantar langsung oleh si mermaid.

Isinya meminta felicia mempertimbangkan ulang kepergiannya, mengingat felicia seorang blue eyes clan terakhir yang kabar keberadaannya ditempat ini sudah diketahui.

Alasan lainnya adalah mermaid ini tak mau berhutang nyawa! Nyawanya yang sudah diselamatkan felicia hendak ia kembalikan dengan memberikan info yang lebih penting lagi: kalau felicia sudah berada diluar thousand temple, ada sekelompok orang yang siap sedia mengeroyok ramai-ramai felicia.

Felicia sebagai satu-satunya orang yang sudah menembus semua level di thousand temple berhak menempati ruang paling atas dari thousand temple menggantikan orang yang dikalahkan felicia.

Orang yang sudah dikalahkan felicia akan turun 1level begitupun semua orang dibawahnya. Dengan menjabat jabatan itu, felicia akan selamat selama felicia berada di puncak. Semua orang yang ingin menemui felicia harus menyelesaikan semua level thousand temple barulah bisa menemuinya!

Felicia hanya tersenyum manis dan menepuk pundak mermaid itu perlahan.

"Terimakasih banyak!" Seru felicia dengan tatapan bersahabat "aku mengincar seseorang di luar thousand temple, dan tidak ingin membahayakan semua orang disini hanya untuk kepentinganku sendiri. Kalau memang level thousand temple sebegitu tingginya, aku akan bisa mengatasi semua pengeroyokku! Trimakasih sekali lagi peringatannya."

Mermaid itu hanya menggeleng cemas menatap felicia menyayangkan keputusan bodohnya.

Felicia tetap keluar dari thousand temple dan menghadapi semua pengeroyoknya yang sudah menanti. Felicia menang telak, untuk menghindari pengejar felicia pergi kedunia manusia dan mempelajari semua bahasanya diwaktu luang.

Di dunia manusia, felicia tidak ragu untuk menggunakan summon berelement api pada tempat sunyi, para manusia sangat suka menggunakan api, sehingga jejak api dari sang phoenix tak akan mudah diketemukan. Suatu hari, tempat felicia bernaung ditemukan oleh pengejar. Dalam pelariannya, ia bertemu dengan het yang akhirnya menjadi suaminya.

Seorang wanita berambut coklat terlihat agak bingung dengan perhatian si laki-laki yang berambut perak di ruang makan yang hanya ada mereka berdua.

"Aku lihat hari ini kau memesan makanan yang aneh lagi het?!" Keluh yang perempuan melihat menunya hari ini di meja makan

"Setelah menceritakan semuanya, aku rasa kau lapar dan ingin makan sesuatu, lifi?" Tanya het sambil menaikkan bahu kirinya bersahabat dan berusaha menyuapkan sesendok sup yang sudah ditiup het agar uap panasnya hilang

"Het, kau sedang mengikuti sebuah program pembuatan monster?" Selidik lificea agak curiga dengan apa yang hendak disuapkan het kepada dirinya, wanginya tercium agak aneh menurut hidung lificea

"Tidak!" Seru het akhirnya memakan isi sendoknya membuktikan kalau isi sendok itu sama sekali tidak berbahaya "btw, berapa banyak zenny yang kau dapat waktu sudah menyelesaikan seluruh level di thousand temple?"

Lificea tersenyum sinis penuh arti, sambil melirik het agak aneh.

"Kenapa kau ingin tahu, het?" Selidik lificea sambil mengambil apel yang sepertinya lebih aman dibanding makanan dihadapannya "apa warisan dari frank masih kurang banyak menurutmu, sehingga kau menginginkan bagianku juga?"

"Hanya ingin tahu saja" timpal het santai sambil tersenyum lebar "kau tidak suka makanan yang asam? Atau...."

"Kau sedang mengusahakan apa s? Membuat aku menyukai makanan asam yang membuat gigi ngilu?" Tanya lificea sambil memegangi giginya yang mungkin ngilu karena mendengar kata 'asam' dari kata-katanya sendiri

"Kau tidak suka makanan asam, lifi?" Tanya het sedikit kecewa yang diikuti anggukan kepala lificea

"Makanya aku tanya kau mau apa? Setiap ada waktu yang tepat kau selalu memaksa melakukannya, tanpa peduli tempat!" Cecar lificea sedikit malu sambil mengigit apelnya, mengunyahnya perlahan dan menelannya "dasar laki-laki egois!"

Rasa apel di perut lificea kali ini mungkin terasa agak aneh, perutnya menolak apel yang hanya segigit dan sudah lumat itu. Lificea serasa mau muntah, dan langsung menuju tempat cuci piring untuk memuntahkan apelnya.

Het memandang lificea agak senang, sementara lificea memandang het agak kebingungan dan sedikit takut.

"Het, apa yang kau masukkan ke dalam apel itu?" Tuduh lificea agak panik

"Aku tidak memasukkan apapun!" Seru het menyangkal dan mulai menebak-nebak hal yang sudah lama ia inginkan akan terwujud "apa mungkin..."

"Tidak! Tidak mungkin!" Sangkal lificea sedikit ketakutan dengan perkiraan het sambil melambaikan tangannya

"Maaf, tapi berapa banyak kita sudah mencobanya? Kenapa tidak mungkin?!" Selidik het sampai membuat lificea tersipu malu dengan muka yang merah, het mendekati lificea dan memeluknya erat "lifi, kau harus mengakuinya dan menjaganya baik-baik. Monster kecil yang kita buat dengan susah payah."

"Tidak mungkin..." Sangkal lificea berusaha meyakinkan dirinya

"Kalau masih ragu-ragu, mari kita periksa saja ke kota." Saran het yang langsung dipandangi lificea agak bingung bercampur takut

Kedua orang itu masih saja memperdebatkan hal yang bisa dibilang penting ataupun tidak penting, yah yang pasti ketenangan eternity forest mungkin akan bertambah ramai saja. Entah akan kedatangan penghuni baru ataupun hanya dengan sepasang penghuni yang sekarang, yang sudah cukup ramai setiap harinya.

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang