lificea stories - thousand temple -prolog

592 7 0
                                    

Lificea stories -thousand temple - prolog

Dahulu kala setelah peperangan berakhir, beberapa petarung yang masih ingin membuktikan siapa yang paling hebat, tanpa menimbulkan peperangan baru akhirnya memilih untuk membangun beberapa bangunan menyerupai pagoda tinggi dengan ruang bawah tanah yang dalam.

Mereka mengadakan petarungan ilegal yang ditentang semua negara yang sudah berdamai, yang akhirnya membuat tempat itu menjadi tempat terlarang untuk dimasuki. Jumlah bangunan pun sudah mencapai ribuan dengan berbagai level yang sulit didaki.

Tempat terlarang itu bukannya membuat orang-orang surut nyalinya, justru malah tempat itulah tempat paling ramai yang bisa dikunjungi! Dengan beberapa fasilitas memadahi yang menyusul belakangan, dan pertunjukan umum pertarungan antar pemain, juga sebagai ajang penjudian. Tempat itu menjadi tempat perputaran uang tercepat yang pernah ada, banyak orang bisa kaya mendadak atau miskin mendadak dalam semalam ditempat itu.

Seorang anak berusia 12tahun bermata dan berambut coklat berusaha mendaftar di loket pendaftaran. Sang penjaga loket wanita memandang anak ini sambil berdecak tidak puas, tubuh anak ini bukan tipe petarung sejati. Tidak kekar malah tergolong kurus dibandingkan beberapa pendaftar sebelumnya yang sixpack atau malah terlihat seperti binaragawan.

"Nak, aku juga tahu ada beberapa anak yang juga lebih muda darimu yang ikut mendaftar. Tapi, kau tahu peraturan sebagai petarung di sini?" Tanya penjaga loket wanita gemuk perlahan yang memajukan dirinya hingga meja loket terlihat kecil dibandingkan tubuhnya yang big size memastikan anak ini memang ingin ikut serta ke dalam pertarungan ilegal

Anak itu mengangguk mantap

"Namamu felicia saja? Umur 12 tahun?" Cecar penjaga loket sambil melirik data yang diisi anak itu sebagai cross chek

"Ya, betul."Sahut anak itu mantap dengan mata berseri-seri

"Apa keahlianmu?" Tanya penjaga loket sekali lagi

"Tangan kosong dan sihir mungkin." Jawab felicia sambil mengerjapkan mata berharap si penjaga loket terkesan

Penjaga loket mendengus tidak suka dengan jawaban asal-asalan felicia, ia lalu melambaikan tangan kanannya diudara.

"Kalau begitu kita lihat kau akan masuk level yang mana sebagai permulaan." Sahut penjaga loket yang langsung membuat beberapa pria kekar menyerang felicia secara brutal

Debu dari tanah mengambang diudara menutupi pandangan orang yang melihat kejadian itu. Orang-orang ada yang mendesah kasihan pada anak itu menduga anak itu yang akan babak belur, ada juga yang menyalahkan anak itu mengapa ia melalui loket gerbang timur yang terkenal sarkasme dan sadis.

Memang ada kelebihan dari gerbang timur, jika bisa lolos dari ujian gerbang timur, kau akan langsung masuk ke level 20 tanpa harus bersusah payah masuk dari level 1. Level tertinggi dari pada gerbang yang lain yang maximal hanya memberikan jalan tol ke level 15. Tapi ujiannya ya dikeroyok dulu oleh body guard di gerbang timur yang levelnya setara dengan petarung di level 19.

Penjaga loket sepertinya menduga anak itu akan lama sekali menghadapi para bodyguard, sehingga ia menyempatkan diri untuk mengecat dengan wara hitam kuku jari kirinya satu-persatu dimulai dari jari kelingking.

Setelah jari itu selesai dipoles mulus, ia meniupnya perlahan agar kutexnya kering, ketika hendak mengecat jari manisnya, ia tersentak kaget!

Felicia sudah berdiri tegak tanpa luka ataupun memar, menghadapi penjaga loket yang bengong melihat felicia. Tapi sejenak kemudian sang penjaga loket terlihat sudah bisa mengendalikan dirinya, yang sedikit panik para bodyguardnya sudah ditumpuk rapi di salah satu sudut lapangan yang ada di gerbang timur.

"Level 20!" Seru penjaga loket sambil memberikan semacam kartu masuk, selembar amplop dan mengcap lembar yang diajukan felicia dengan suara ketukan yang keras

Felicia mengambil semuanya, dan melihat lagi, apa yang ia butuhkan.

"Kartu itu untuk memasuki ruang istirahat dan untuk membayar makanan. Amplop itu bayaran sampai ke level 19, lalu tunjukkan kertas yang sudah aku cap ke orang yang ada disana." Jelas si penjaga loket sambil menunjuk kearah lorong dalam bangunan itu yang terlihat agak gelap "cepatlah pergi kesana, jangan mengangguku cepat pergi!"

Felicia menarik nafas panjang dan mulai melangkah memasuki lorong gelap untuk masuk ke dalam thousand temple.

"Selanjutnya!" Jerit penjaga loket gemuk itu menggema sampai ke dalam lorong gelap itu

Felicia memberikan kartu yang diberikan penjaga loket kepada orang yang menunggu di pintu masuk thousand temple. Ia mengetik semua data yang ada dilembar yang sudah dicap oleh penjaga loket dan mengesek kartu itu ke sebuah mesin pengesek kartu, seperti kartu keanggotaan.

"Masukkan kartu ini ke lift perorangan yang akan mengantarkanmu ke level 20." Sahut orang itu sambil mengembalikan kartu itu dan menunjuk ke arah dalam yang terdapat beberapa kapsul transparan seukuran orang dewasa yang terbuka "jangan sampai hilang, itu merupakan kartu identitasmu disini dan langsung akan mentranfer uang hadiah kemenangan setiap level ke rekeningmu yang sudah dibuka secara online di bank penyihir."

Felicia agak bingung dengan amplop yang ada ditangannya, apa gunanya kalau ada kartu keanggotaan yang praktis itu!? Orang yang berbicara dengan felicia seakan bisa membaca kebingungan felicia sambil terkekeh.

"Kau masih baru di thousand temple?" Kata orang itu sambil terkekeh menghina "Uang yang ada di amplop untuk pegangan kalau kau masih belum naik level, karena kalau kau tidak memegang uang tentunya akan sangat merepotkan ditempat ini."

Felicia hanya menanggapi dengan senyuman pahit, mana mau ia memasuki tempat ini kalau tidak terpaksa keadaan!

Felicia memasuki kapsul transparan itu yang langsung menutup ketika dimasuki dan memasukkan kartunya untuk sampai ke level20. Capsul itu bergerak keatas kesamping sampai akhirnya ada suara 'ting' tanda kalau felicia sudah sampai, mengambil kartunya dan menyimpannya baik-baik.

Felicia mulai memasuki medan pertarungan dengan mudah, level 30 terlewati, level 40 terlewati, level 50 lewat!

Ruang istirahat yang ditempati felicia makin meningkat dari hanya ruang sempit yang hanya bisa menyelonjorkan kaki sampai keruangan yang pantas disebut kamar.

Felicia beruntung dahulu selalu berkelahi dengan kakaknya, leon yang sangat kuat, dan belajar bagaimana menggunakan tenaga seminim mungkin untuk hasil yang besar. Leon mengajarinya cara untuk menyerang titik-titik fital dari tubuh yang berakibat buruk untuk lawan.

Walau tidak bisa mengalahkan leon, tapi cukup berguna juga ditempat ini. Felicia bisa mengalahkan mereka dengan mudah.

Felicia juga berterimakasih pada helen dan husk yang mengajarinya bagaimana cara melawan setengah lycan yang kuat sewaktu liburan sekolah, tentunya juga tak bisa dikalahkan oleh felicia. Mereka menambah daftar orang yang tidak bisa dikalahkan felicia diperingkat kedua dan ketiga.

Dengan mata blue eyes dari ibunya ia mencuri mantra-mantra baru yang cukup kuat dari beberapa petarung senior yang sedang bertarung di arena manapun di thousand temple.

Dengan kemampuan Felicia meramu ramuan, ia bisa menyembuhkan dirinya yang terluka. Felicia berkembang dengan sangat cepat di thousand temple, tempat belajar yang mempertaruhkan nyawa. Hanya untuk satu tujuan pribadi, membunuh orang yang bermata biru terang beriris kuning yang selalu membuat felicia berjuang mati-matian! Berusaha untuk jadi lebih kuat, hari demi hari.

Dengan mantra penangkal racun yang ditanamkan neneknya, felicia tahan terhadap racun sama seperti leon, walau dengan level berbeda. Namun hal itu cukup berguna di thousand temple untuk melawan para petarung yang menggunakan racun sebagai senjata.

Perjalanan felicia terhenti di pertengahan level thousand temple, walau bisa mengalahkan lawannya, tongkat biru marine miliknya hancur berkeping-keping melawan high wizard level awal.

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang