frank stories-big mistake

673 9 0
                                    

Frank stories-big mistake

Orang perlente itu terkekeh senang sepertinya kata-katanya mulai membuat frank tertarik.

"Kalau kau tertarik datanglah ke kastil kapanpun kau mau, sebutlah nama arthur, kepada penjaga disitu." Sahut pria itu sambil berlalu pergi tanpa memperdulikan frank yang sudah memucat di tempat.

Matahari sudah tenggelam menyisakan semburat oranye di langit yang mulai berubah menjadi biru pekat, tanda hari sudah petang. Sebuah kastil di pinggir kota, satu-satunya kastil yang ada di kota itu yang terlihat besar dan suram. Seseorang melewati jembatan diatas parit yang memisahkan kastil dengan jalan besar ke arah kota.

Penjaga gerbang berpakaian zirah besi lengkap dengan topi baja segera menghentikan orang itu dengan tombak yang mereka pegang ke arah orang yang berjalan mendekat.

"Hei, aku kesini mencari arthur! Tadi siang aku bertemu seseorang yang menyuruhku kemari dan menyebut namanya kepada penjaga gerbang." Sahut orang itu sambil mengangkat tangan kirinya karena yang sebelah lagi sudah tidak ada tangan disana

Kedua penjaga itu terlihat sangat ketakutan mendengar nama itu. Mereka langsung menurunkan senjata dan segera bermuka ramah yang dibuat-buat karena masih terlihat ada ekspresi ketakutan dominan disana.

"Oh, kau mencari orang itu ya?" Tanya salah seorang penjaga "mari ikuti aku, akan kubawa kau menemuinya."

Frank mengangguk bingung

"Hati-hatilah jangan membuat dia marah kalau tidak fatal akibatnya!" Bisik penjaga

satunya memperingati yang mengantar ditanggapi anggukan temannya

Frank berjalan mengikuti pemandunya memasuki kastil dan lorong demi lorong tempat itu sampai ke sebuah pintu besar berwarna hitam. Tercium anyir darah menyeruak keluar ruangan itu yang membuat frank langsung menutup hidungnya, ia melihat kearah pengantarnya yang seakan sudah terbiasa dan tidak perlu memijit rapat hidungnya seperti frank.

Sang pengantar mengetuk pintu hitam itu perlahan, pintunya terbuka sedikit terlihat sebuah mata berwarna kuning dengan seringai mengerikan yang frank lihat siang tadi di bar menintip dari celah itu.

"Tamuku sudah datang rupanya." Sahut orang itu dari dalam " maaf, sebentar ya, aku selesaikan masalahku terlebih dahulu."

Pintu tertutup cepat, diikuti helaan nafas panjang si pengantar. Frank agak mengenyitkan keningnya, sedikit bingung dengan situasi itu.

Tak lama, orang perlente yang tadi siang bertemu frank keluar, masih muda rambutnya ungu dengan mata berwarna kuning.

"Kau boleh pergi!" Usir orang itu sambil melambaikan tangan kepada si pengantar yang langsung lari terbirit-birit pergi meninggalkan debu sisa jejak langkahnya "Halo, perkenalkan namaku arthur. Senang kau mau bergabung, frank."

Orang bernama arthur itu hanya menunduk kecil di hadapan frank, seakan itu hanya basa-basi kaku yang harus ia lakukan.

"Kau sudah makan malam?" Tanyanya bersahabat "setidaknya kita bicarakan bisnis ini sambil kau mengisi perutmu."

Sebenarnya frank sudah kehilangan selera makannya, saat berada di depan pintu beberapa saat yang lalu. Tapi frank sedikit penasaran akan apa yang akan diucapkan orang bernama arthur ini yang sudah langsung pergi berjalan tegak di depan tanpa peduli atau sudah tahu kalau frank pasti akan mengikutinya.

Frank dibawa ke sebuah ruangan besar dengan meja oval besar dan banyaknya kursi disisinya. Arthur menjadi tuan rumah dan mengambil sisi ujung dari meja, sementara frank didudukkan berada jauh tepat dihadapannya disisi lain meja itu. Makan malam segera dihidangkan dengan cepat, seakan memang sudah mengetahui kedatangan frank.

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang