part 24

957 20 1
                                    

Felicia terbangun dari tidurnya di r.tidur, ia teringat akan gadis perempuan yang mirip dirinya dengan mata berwarna kuning.

"Bukan! Itu bukan diriku." Sangkal felicia sambil mencengram dadanya untuk meyakinkan dirinya masih terbangun "matanya haus akan dendam dan darah. Tapi dialah yang melepas rantai yang membelengguku. Apa ya arti mimpiku itu? Kenapa ia memiliki mata yang penuh dendam?"

Felicia menghela nafas panjang, perutnya kini mulai lapar. Felicia turun dan berjalan ke dapur.

Didapur,felicia melihat het yang sedang melempar buah berbentuk bola tenis dengan warna merah separuh, ungu separuh.

" Bagaimana kau dapatkan buah itu?"Tanya felicia heran sambil menunjuk buahnya"pohon itu tidak mengijinkan aku memetik buahnya. Kenapa kau bisa?"

Het tesenyum mengejek

"Tentu saja, karena aku ini pemilik rumah."Jawab het ringan.

Felicia melihat ditengah meja juga ada beberapa buah, ia mengambil beberapa dan menyimpannya di jam kuno.

"Kenapa kau menyimpannya dan tidak langsung memakannya?" Tanya het heran

"Kapan-kapan kan bisa aku makan." Jawab felicia sambil melihat buah yang terus dipermainkan het dilempar ke atas dan jatuh ke bawah"daripada kau permainkan, boleh tidak aku memakan yang itu?"

"Kau menyukainya?"Tanya het menyelidik

"Waktu itu aku memakannya dalam keadaan lapar, rasanya tidak buruk. Kau sudah pernah mencobanya?"Tanya felicia balik

Het cuma tersenyum penuh arti.

"Baguslah kalau kau mulai punya nafsu makan." Sahut het sambil berlalu pergi dan melempar buah yang ada di genggamannya ke arah felicia

Felicia menangkapnya dengan cekatan dan mulai menghabiskan buah itu sambil melihat kepergian het ke suatu tempat.

Felicia memeriksa ke seluruh ruangan dengan mata biru gelapnya memastikan het sudah berlalu pergi entah kemana, felicia memasuki ruangan di sebelah dapur, felicia menggigit jari jempol tangan kanannya dan membuat lingkaran mantra. Felicia menaruh beberapa buah yang dikeluarkan jamnya, lalu memandangnya dengan mata biru gelapnya.

Lingkaran mantra bercahaya penuh, satu per satu buah yang ditaruh menghilang ditelan api. Setelah semua buah menghilang, ada beberapa helai bulu burung terbuat dari api melayang- layang ditengah udara, bersamaan dengan menghilangnya lingkaran mantra.

Felicia menangkap helaian bulu itu dan mulai menutup matanya. Helaian bulu itu menghilang perlahan-lahan setelah felicia mulai membuka matanya.

Felicia hanya terdiam seakan berpikir sesuatu yang sangat rumit. Tentang laporan dari sang burung api kecil, ternyata orang bermata biru terang beriris kuning memang pernah hidup puluhan tahun yang lalu, pernah juga ada orang yang menghentikan peperangan dunia sihir, entah mereka orang yang sama atau tidak, tidak ada yang dapat memastikannya. Karena kejadiannya sudah sangat lama berlalu dan tidak ada orang biasa yang bisa hidup selama itu.

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang