part 17

1K 23 0
                                    

Felicia memandang remeh het yang tidur terlelap di dapur, tepatnya mabuk dan langsung tertidur. Felicia sama sekali tidak kelihatan mabuk padahal ia minum 2kali lebih banyak, justru masih sangat sadar, seakan-akan yang ia minum adalah air. Botol anggur tersisa seperempat isinya langsung tertutup rapat ketika felicia tidak berniat meminumnya lagi.

"Payah, baru minum 5 gelas saja sudah langsung teler." Ejek felicia terkekeh "kau tidak berbakat untuk masuk desa kami. Seorang perempuan tua umur 100 tahun dari desa kami saja lebih baik darimu, setidaknya minimal habiskan dulu 1 karton (satu karton berisi 10 botol) anggur baru teler tidak sadarkan diri. Apa mungkin harga dari anggur itu yang membuatmu tak sadarkan diri?"

Felicia menghela nafas panjang, kasihan juga kalau melihatnya tertidur di dapur. Piring, panci dan peralatan lain yang sudah kotor segera membersihkan dirinya, mereka sudah melayang kembali ke raknya. Felicia memapah het berjalan terhuyung-huyung perlahan memindahkan het ke r.tidur. Setelah membaringkan het diatas kasur, melepas alas kakinya dan menutup selimutnya, felicia berpaling pergi.

Langkah felicia terhenti, ada tangan yang menggenggam erat pergelangan tangannya, tangan yang kuat.

Felicia menoleh, tangan het menggengam erat pergelangan tangannya, het terduduk diatas kasur dengan wajah tertunduk.

"Jangan pergi, sangat berbahaya untuk pergi sendirian! Biarkan aku ikut pergi jika kau masih memaksa pergi." Bisik het memohon dengan sangat "kenapa aku harus kau tinggalkan sendiri di sini?"

Mata felicia membesar beberapa centi, kaget tidak percaya.

'Apa het sudah tersadar secepat itu? Apa maksud het berkata seperti itu?'Felicia bertanya dalam hatinya, matanya memeriksa raut wajah het yang memerah dan matanya yang sayu.' Het masih mabuk, pengaruh anggurnya masih banyak tersisa.'

Felicia berusaha melepas genggaman tangan het perlahan.

"Het, apa maksudmu? Kau ingin bicara dengan siapa?" Tanya felicia menyelidik sambil mencoba melepaskan diri.

Genggaman tangan het bukannya melonggar malah mencengkram lebih kencang, seperti seekor ular yang sedang melilit mangsanya.

"Maaf, aku tidak bisa menerima semua ini! Walau kau berpesan aku tidak boleh membenci dunia ini, tapi aku akan tetap membencinya karena disaat terakhir pun aku tidak bisa memberikan penghormatan terakhirku padamu. Ada lagi satu alasan lainnya, alasan pribadi, aku belum bisa menemukan orang yang memaksamu sampai titik itu! Sampai aku menemukan dan membalas dendammu beserta bunganya kepada orang itu, aku berjanji akan tetap membenci dunia yang keji ini!" Seru het dengan tatapan kebencian yang mengerikan.

Beberapa saat kemudian het meneteskan beberapa tetes air mata penyesalan lalu menjatuhkan dirinya ke kasur terlelap kembali.

Felicia kini dengan mudah melepaskan pegangan tangan hetyang melonggar, felicia menepuk pelan pipi kanan dan kiri het, het tidak bergeming.

"Aku tak mengerti ucapan orang mabuk! Apa mungkin ia bicara tentang gurunya?" Dengus felicia "selagi kau sedang tertidur dengan lelapnya ada sesuatu yang harus aku pastikan."

another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang