Selamat membaca! Vote! Vote! Vote!
"Pemimpin! "Teriak Aura. Dengan cepat seluruh sahabat menengok ke arahnya.Bara yang berada di samping Aura sedikit terkejut dengan Aura yang tiba-tiba berteriak.
"Lo kenapa? Bikin orang jantungan aja! "Ucap Aldi yang sedang memainkan ponselnya. Aura menggeleng lalu menatap kearah baim, namun dia sudah hilang seperti kepulan asap.
Bara menarik tangan Aura agar mengikutinya mendekati Amira. Amira masih sesegukan dan sedikit pucat disampingnya jessi terus merapihkan rambut Amira yang sedikit acak-acakan.
"Mira lo jangan sedih ya. "Ucap Aura pada salah satu sahabatnya itu. Beberapa detik kemudian Amira histeris, berteriak-teriak dan mengacak-acak rambutnya.
Aura menahan sakit pipinya akibat tamparan Amira. "APA LO BILANG! GAK SEGAMPANG ITU RA!LO JANGAN DEKET SAMA GW! PERGI! GW BILANG PERGI! "Amira terus berteriak dan mengusir Aura.
Apa yang terjadi, mengapa Amira menjadi membencinya, Aura menangis bukan karena rasa sakit tamparan Amira tapi karena sedih melihat sahabatnya menjadi seperti ini.
Sontak saja ke empat sahabatnya yang lain langsung berteriak. "Dokter!!! "Beberapa suster dan satu dokter pun datang. Suntikan yang diberikan kepada Amira membuat ia terjatuh lalu tertidur.
Jessi meneguk salivanya susah payah, apa yang baru dia lihat tadi adalah hal yang sangat baru baginya. Jessi menatap ke arah Aura yang masih menangis. Lalu jessi menghampiri Aura,memeluk gadis yang sedang menangis itu.
Bara, Aldi, dan Bisma masih panik karena Amira kembali histeris. Suntikan itu tidak mempan pada tubuh Amira. Suster terus menahannya. Dan dokter menyuruh kelima sahabat itu keluar.
Setelah 2 jam menunggu dokter keluar, mereka melihat Amira dibalik jendela yang sedikit terhalang gorden. Mereka tidak diperbolehkan masuk, karena Amira masih syok dengan kejadiaan itu.
Jessi masih mencoba memberikan ketenangan kepada Aura. Ketiga cowok masih mencoba mengintip keruangan Amira. Ayah amira datang, dan langsung memasuki ruangan tersebut.
Bisma mencoba untuk memasuki ruangan tersebut, namun Bara menahannya. "Sabar bro, dia butuh orang yang bisa nenangin dia. "Bisma mengangguk setuju.
Aldi menengok kearah kanan koridor rumah sakit. Seorang cowok berbadan tegap dan serba hitam tersenyum sinis namun matanya tertutup kacamata besar.
Aldi berlari mendekati cowok itu, merasa sadar Aldi mendekatinya cowok itu langsung berlari sangat cepat. Bara dan bisma mengejar Aldi yang sedang mengejar seseorang.
Tinggalah Aura dan jessi disana. Aura menceritakan semua kejadian beberapa hari lalu dan ketika ia menemukan kertas jingga itu. Jessi mendengar semua penjelasan Aura, jessi ikut menangis. Tak tega melihat Aura yang sangat pucat saat menceritakan kejadian itu.
Bara bersama bisma menghampiri jessi dan Aura yang sedang menangis bersama. "Udah udah. "Bara mengusap Puncak kepala Aura. "Lo kenapa lari tadi? "Tanya Aura pada bisma. "Gatau si Aldi, ngejar orang. Nagih hutang kali. "
"Ehh? Ko perasaan gw gak enak ya? "Ucap Jessi, Aura mengangguk "gw juga. Kalian tadi liat dia lari kemana? "
"Kekanan rumah sakit. "Jawab bisma

KAMU SEDANG MEMBACA
AURA [COMPLETE]
Mystery / ThrillerSeorang gadis indigo yang mencari tersembunyi didalam kegelapan. Masalah itu dimulai ketika seseorang perlahan pergi meninggalkannya. Sedikit menyeramkan memang, bisa melihat sosok sosok tak kasat mata dan menghadapi seorang psikopat beserta pulu...