Yuk para reader untuk mengklik tombol bintang dibawah, agar Author semangat buat lanjutin lagi❤❤
Rumah sakit Jakarta.
Albian menatap kearah Arvan, tak sabar mendengar penjelasan dokter tentang kondisi adik kesayangannya.
"Gimana dad, Aura gak apa-apa kan? "
Arvan tersenyum tipis. "Dia hanya syok, nanti sore dia udah boleh pulang kok. "
Albian lega, dia berdoa dan bersyukur. Hampir saja tubuhnya roboh mengetahui adiknya sakit.
"Kamu temani Aura sebentar Daddy dapet kabar dari beberapa ajudan kalo mereka menemukan bukti tentang kematian Bisma. "
"Daddy, Aura syok gara-gara jessi juga dibunuh. "Albian menuturkan pelan kata-katanya.
"Daddy sudah menyuruh Bayu dan Devan untuk selidiki ini semua. Sekarang jaga adikmu. Daddy akan segera kembali. "
"Hati-hati Dad. "
Arvan mengangguk lalu mencium kening putra kesayangannya. Setelah itu Arvan pergi ditemani tiga orang bodyguard bertubuh besar.
Albian masuk kedalam ruangan Aura, gadis itu sedang sibuk mengirim pesan kepada Bara.
"Kamu harus istirahat ra, nanti sore kita pulang. "Albian duduk disamping Aura.
Gadis itu tersenyum manis, lalu wajah pucatnya kembali hadir diiringi air mata yang berjatuhan.
"Udah jangan nangis, daddy udah dapet info penting soal kematian Bisma dan jessi. "Albian mengelus Puncak kepala adiknya.
Aura menatap Al dengan teliti, memperhatikan setiap gerakan bola matanya.
"Bang Al, harus cerita semuanya... "Katanya dengan suara serak.
"Gue cerita kalo lo istirahat sekarang. "
Aura mengangguk lemah, lalu membaringkan tubuhnya dengan hati-hati dibantu Albian.
Sore pun tiba, Aura melihat kakaknya sedang sibuk memasukan beberapa obat ditasnya. Lalu Aura tersenyum lagi saat melihat Bara berusaha memakaikannya sendal jepit berwarna ungu muda.
Disisi lain Arvan memegang beberapa file penting yang harus dia sampaikan kepada kedua anaknya. Tak luput Arvan tersenyum saat melihat Aura menatap penuh Cinta kearah Bara dan Albian.
Mereka pun bergegas memasuki mobil Arvan. Beberapa bodyguard nampak mengikuti dibelakang menggunakan mobil hitam besar.
Malam pun tiba, Bara dengan hati-hati menyuapi Aura. Sekitar satu jam lalu mereka telah sampai Apartemen mewah milik Arvan.
Arvan sengaja mengistirahatkan Aura di apartemen bersama Albian. Karena sekarang polisi dan beberapa detektif sedang mencari bukti lebih banyak dirumahnya. Dan pasti akan mengganggu Aura untuk beristirahat.
Aura mulai mengantuk namun ia kembali menatap kearah Albian yang membuatnya gelagapan. "Istirahat aja dulu, gue janji besok gue cerita. "Ujar Albian gelagapan
"Janji lo bakal cerita. "Aura mulai mengintrogasi kakaknya.
"Cerita apaan? "Tanya Bara polos.
"Yang waktu ditaman itu Bar. "Jelas Aura
"Oh,Gue setuju sama abang lo mending lo istirahat sekarang."
Albian menepuk pelan pundak Bara. "Bro gue tau lo pacar adek gue, tapi sekarang udah malem dan lo harus istirahat juga mending lo balik gih. "Ujar Al sedikit mengusir.
Arvan tersenyum simpul "Bara disini aja, udah tengah malem, kasian dia juga udah capek tuh nyuapin Aura. "Usul Arvan.
Bara mengangguk, Albian menoyor kepala Bara yang membuat Bara meringis. "Sakit Bang. "
"Jangan geer lo, bukan berarti daddy setuju lo sama Aura. "
Arvan kembali tersenyum. "Udah cepet tidur sana lagian ada kamar kosong disebelah."ujar Arvan dan dilanjutkan dengan senyum tipis Bara.
...
Apartemen, Jakarta
Aura sudah lebih sehat dia sudah tidak merasakan pusing lagi setelah beristirahat dengan tenang dan ditambah Bara yang Setia mendampinginya.
Arvan tersenyum penuh Cinta kearah Putri kesayangannya itu. "Duduklah, Daddy menemukan sedikit titik cerah. "
Aura dengan cepat duduk disamping Arvan, disisi lain Albian dan Bara yang baru keluar bersamaan langsung ikut nimbrung.
"Kertas warna lagi-lagi. "Jelas Arvan
"Bisma digantung dengan kertas hijau ditelapak tangannya, dan jessi dengan kertas berwarna kuning dikakinya. "
Aura mulai menangis, namun usapan lembut Dari Al membuatnya lebih tenang.
"Kenapa secret selalu ngasih kertas warna disetiap korbannya?"Tanya Al
"Karena ini salah satu permainnya. Kita sudah masuk lebih dalam bahkan jika ketika kita berhenti kita juga tidak akan selamat. "Jelas Arvan
Sudah pasti Aura histeris mendengar penuturan dari sang Daddy.
"Bang Al cerita keAura kenapa waktu itu bang Al hampir kehilangan gue. "Cerocos Aura dengan suara serak akibat menangis.
Albian menatap kearah Arvan, sebenarnya Arvan sedikit terkejut mendengar ucapan Aura.
"Dulu pas kita masih dibogor, gue ikut acara Amal buatan temen Bunda. Gue gatau siapa namanya. Gue pulang dan cerita ke elo semuanya, sampe lo juga pengen ikut ke acara amal. Tap-i hari itu hujan lebat banget dan gue dengan bodohnya ninggalin lo ditengah orang-orang yang hadir diacara amal itu. Tapi sumpah gue ngerasa kalo lo megang tangan gue ra. Tapi pas gue balik badan gue malah narik tangan cowok seumuran gue. "Jeda Al
Aura mengingat semua cerita itu namun dia sama sekali tidak ingat. "Terus? "
"Gue balik nyari lo, gue teriak kesana kemari gue juga kasih tau daddy sama bunda kalo lo ilang ra. Dan lo ilang selama hampir 8 jam. Dengan cemas daddy menyusul kearea danau didekat hutan. Syukur daddy ngeliat lo lagi main bareng anak kecil."jelas Albian panjang lebar.
"Terus apa yang terjadi setelah itu Bang? "
"Gue denger ada pembunuhan masal dihutan deket danau. "
# CurhatAuthor
Selamat pagi! Siang! Sore! Malam! ㅋㅋㅋㅋㅋ
Gimana nii semoga dapet feel ya biar lebih gimana gitu^^ makasih udah mau baca dan vote cerita ini! Buat yang engga vote awas lo ya!ㅋㅋㅋㅋ becanda gais.
Eh kamu iya kamu yang lagi baca ini! Belum follow ig ku? Manggo follow @Laaaslwii_
Mari berteman semuanya! See u
KAMU SEDANG MEMBACA
AURA [COMPLETE]
Mistero / ThrillerSeorang gadis indigo yang mencari tersembunyi didalam kegelapan. Masalah itu dimulai ketika seseorang perlahan pergi meninggalkannya. Sedikit menyeramkan memang, bisa melihat sosok sosok tak kasat mata dan menghadapi seorang psikopat beserta pulu...