31.AMANAT

2.6K 158 0
                                        

Yuk para reader untuk mengklik tombol bintang dibawah, agar Author semangat buat lanjutin lagi❤❤

...

Arvan menatap Pak bayu sedikit heran, "Jadi ini anak Bapak? "Tanya Arvan heran, ia tak menyangka brandalan yang ditangkap Bara adalah Putra semata wayang dari Bayu.

"Iya pak Arvan, dia kabur sejak Smp dulu. "

Albian dan Aura menatap tak percaya, "Gila Bar keren lo, bisa nangkep anak polisi. "Ungkap Albian sembari bertepuk tangan.

"Iya Bar, ko bisa lo nangkep dia? "Tanya Aura.

"Gue ngeliat dia beda dari yang lain, Dia kayak nyimpen sesuatu yang harus gue bongkar. "Jelas Bara

"Makasih Nak Bara, Berkat kamu saya bisa ketemu lagi sama anak saya, Rafli. "Ujar Pak Bayu sambil tersenyum hangat.

"Oh namanya Rafli. " Albian mengangguk ngangguk.

Rafli Hanya diam menatap kelantai, Dia sungguh sangat tak mengerti mengapa rasanya dia ingin menangis ,meminta maaf pada Ayahnya itu. Tapi rasa kesal masih dia simpan sampai sekarang.

"Kalo boleh Tau kenapa nak Rafli Kabur dari rumah? "Tanya Arvan pada Rafli.

Rafli diam tak ingin menjawab dia bahkan tak mau menatap para mata itu. "Nak Rafli? "

"NAMA GUE RAFAN BUKAN RAFLI! "tegas Rafli.

Bayu merasa bersalah pada anak yang dulu ia sakiti. "Maafin Ayah Nak, Ayah salah terlalu keras sama kamu. "Ujar Pak Bayu sedih.

"Ayah? Hah! Panggilan itu gak pantes buat orang yang tega mukulin anaknya sampe babak belur. "Sinis Rafli.

"Biar Bagaimana pun itu Bokap lo Bro! "Ucap Albian sembari menepuk bahu rafli.

"LO SIAPA NYERAMAHIN GUE! MASIH INGUSAN AJA BELAGU! "

Aura menarik tangan Albian, "Udah jangan kebawa emosi, ini kantor polisi. Nanti lo dipenjara. "Bisik Aura.

Albian mereda Emosinya, walaupun Rafli terlihat lebih tua tapi tetap saja umur tidak penting Bagi Albian.

Pak Bayu merasakan sesak didadanya, kepalanya berdenyut. Hingga pak bayu meringis lalu jatuh pingsan.

Semuanya terkejut lalu segera menboyong pak rafli menuju klinik. Bara masih menatap Rafli yang tak berkutik, dia hanya menampakkan wajah datar tak berdosa.

"Bang, gue tau ini bukan urusan gue tapi, Bokap lo pingsan. Lo gak kasian sama dia? Lo masih mau diem disini! "Cerocos Bara.

"Heh bocah, denger Baik-baik. Lo tuh mending urusin hidup lo! Gausah merintah gue segala! "

"Gue gak bermaksud merintah lo, tap-"ucapan Bara dipotong oleh Gadisnya. "Bar Ayo Pak Bayu kejang-kejang dia nyari anaknya. "

Bara berdecak menatap sinis kearah rafli. "Lo bikin bokap lo menderita selama ini! Gamalu Apa? Lo mukulin dia sampe kakinya patah. Lo yang gak pantes dipanggil Anak! "

Rafli Hanya diam, dia terus memandangi lantai tak bersuara. Hingga Aura gemas ingin menjambak rambut gondrong laki-laki itu.

"Bar!Udahlah dia itu gak punya telinga, Ayo kasian pak Bayu. "Teriak Aura.

"Gue yakin lo pasti nyesel, nyia-nyiain bokap lo. "

Rafli akhirnya bangkit lalu mengejar Ayahnya yang hampir dibawa ke klinik. Namun pak Bayu menolak untuk dibawa ke klinik.

"Pak Arvan, saya sudah bahagia bisa melihat anak saya untuk yang terakhir kalinya. Dia sebatang kara sekarang,saya nitip dia pak...maaf jika saya merepotkan."Pak bayu merasakan semakin sesak.

Rafli memeluk tubuh rapuh pak bayu. "Maafin Rafli, rafli jahat ninggalin ayah..."

"Gapapa nak, sekarang kamu sudah besar. Mirip sepertiku. Jaga dirimu baik-baik. Rajin ibadah, semangat belajar dan... "Pak bayu terbatuk sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Berdiri dipihak pak Arvan nak, jangan jadi brandalan yang merugikan masyarakat. Ayah ingin sekali melihatmu bahagia. "Ujarnya.

"Ayah jangan tinggalin rafli, maafin rafli yah.. "

"Janji sama ayah untuk selalu berada dipihak yang benar, untuk selalu menjaga martabat dan jangan sia-siakan hidupmu nak. A-yah menyanya-ngi... Mu" Pak bayu menghembuskan nafas terakhirnya.

"AYAHHHHH... "

Tangis rafli pecah, Aura memeluk arvan ia juga terisak.

...

Suasana duka masih menyelimuti diri seorang Rafli Purnama. Dia masih sangat terpukul karena telah kejam melukai ayahnya hingga tiada.

Harusnya dia tidak menuruti perintah bosnya. Dia bertekad untuk menuruti amanat terakhir ayahnya.

Dia datang kerumah Arvan siang ini, namun rumah itu nampak sepi. Ia mencoba untuk mengetuk pintu.

"Permisi om Arvan. "Panggilnya.

Tak ada orang, hingga ia memutuskan untuk menelpon Albian. Ia sempat meminta nomornya saat di pemakaman.

"Hallo-"

"Bang rafli? Kenapa bang. "Suara albian menggema di ponsel rafli.

"Gue mau jadi -"

"Syutttt! Jangan bilang disitu. Lo ke apartemen gue sekarang. Bahaya kalo lo bilang disitu. Perhatiin sekeliling lo bang. Gue yakin mereka ngicer lo sekarang. "

"Oke bang gue, ke sana sekarang. "

"Hati-hati bang. "

Rafli mendengar langkah kaki dan nafas sesorang dibelakangnya. Ia langsung berlari sekencang mungkin untuk menghindari.

Ia bersembunyi dibalik tumpukan kardus bekas disamping sebuah ruko tua. Ternyata benar salah satu temannya mengikutinya.

Setelah merasa temannya telah menjauh, ia berlari dan membaca alamat yang diberikan oleh albian.

Ia segera menaiki taksi,Sesampainya di apartemen keluarga Arvan. Rafli masuk dan langsung menaiki lift.

...

Tok tok tok

Aura berjalan menuju pintu Apartemennya, ia melihat rafli dibalik pintu.

"Bang Rafli, masuk... "

Rafli segera masuk kedalam ruang tamu.Ia melihat semuanya telah berkumpul, Ada Bara, Arvan, Albian, Satria, Devan dan Haidar.

Mereka sekarang sedang merencanakan sesuatu untuk menjebak dan mencobloskan para psycho itu kePenjara.

# CurhatAuthor

Selamat pagi! Siang! Sore! Malam! ㅋㅋㅋㅋㅋ

Gimana nii semoga dapet feel ya biar lebih gimana gitu^^ makasih udah mau baca dan vote cerita ini! Buat yang engga vote awas lo ya!ㅋㅋㅋㅋ becanda gais.

Eh kamu iya kamu yang lagi baca ini! Belum follow ig ku? Manggo follow @Laaaslwii_

Mari berteman semuanya! See u

AURA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang