EXTRA PART I

3.6K 164 2
                                    

Ketemu lagi sama author yang penuh kegabutan🌹
Cerita ini sudah tamat pada bulan juni 2019.
Karena endingnya Gantung ya jadi Author kasih tau lagi kelanjutan ceritanya.
So guys happy reading🌹

**********

Bara mengambil sebuah surat didalam lemari tua milik Satria,Surat itu tampak lusuh dan sedikit berdebu. Sudah sangat lama ia ingin membaca isi surat itu. Dahulu sekali sebelum Ibunya di rawat selama bertahun-tahun itu. Satria mendapatkan sebuah surat dari ibunya-Zahra. Entah mengapa surat itu sangat ingin Bara baca namun sangat sulit mendapatkannya karena Satria sangat awas dalam menjaga barang-barang miliknya.

Bara mengambil kertas berwarna abu-abu itu, dengan tulisan tinta hitam Bara mencoba membaca tulisan dengan aksara sambung itu. Jika di baca :

Selamat ulang tahun Satria sayang.
Sudah besar ya sekarang anak mamah yang satu ini. Bahkan sekarang tubuhmu sudah hampir lebih tinggi dari mamah, Bara juga sudah tinggi sekali seperti mu.Di hari ulang tahunmu yang 14 tahun ini, mamah hanya ingin mengatakan Hal penting nak dan tolong lah rahasiakan ini pada Bara. Sebenarnya nenekmu sekarang adalah orang jahat, kamu perlu berhati-hati sayang. Jaga adik kecilmu Bara ya nak, jangan bertengkar apalagi kalian saling melukai. Walaupun sebenarnya ini bukan hal yang pantas diucapkan saat kamu ulang tahun, tapi mamah yakin dengan bertambahnya usia kamu, kamu semakin mengerti keadaan rumah kita. Mamah mohon jaga adik kecilmu itu, mamah punya firasat buruk sayang,Pokoknya apapun yang terjadi pada mamah tetap jaga adikmu. Dan saat kamu ingin tahu dimana papahmu, mamah yakin kalian sering bertemu. Aku mencintai kalian anak-anakku. Selamat ulang tahun anak mamah ganteng.

Love mamah.

Bara meneteskan Air matanya, uh sangat menyakitkan saat ia baru mengetahui rahasia itu, walaupun ia sangat merindukan mamahnya, apa boleh buat zahra sudah tiada sekarang begitu pula Satria dan ayahnya yang baru ia sadari satu bulan yang lalu itu. Bara menyeka air mata yang terus membasahi pipinya.Ia mengambil ponsel yang tergeletak diatas kasur, ia menelpon Albian untuk menanyai kabar Aura.

"Hallo Bang? Gimana Aura udah-"

"Belum Bar, lo kenapa serak gitu? Sakit?"

"Oh enggak papa bang, Gue ke rumah sakit sekarang bolehkan?"

"Lo yakin Gapapa? Istirahat dulu aja Bar, lo baru pulang dari pemakaman."

"It's okey bang."

"Yaudah kalo gitu, gue tunggu."

Bara menutup teleponnya lalu beralih mengambil jaket miliknya dan berlalu menaiki motor kesayangannya. Bara mengendarai motornya cepat karena langit sudah mulai mendung. Setelah sampai didepan rumah sakit, Bara turun dari motornya dan langsung berlari masuk karena hujan sudah mulai turun. Gemuruh petir dan kilauan kilat menambah ngeri suasana Rumah sakit besar ini. Walaupun beberapa suster berlalu lalang tetap saja Bara merasa merinding.

Bara mengetuk pintu ruangan Aura, seseorang mengatakan "Masuk" dan Bara langsung menggenggam pegangan pintu lalu mendorongnya pelan. Terlihat sosok pria sedang memainkan ponselnya dan seorang gadis familiar sedang terbaring lemas diranjang rumah sakit.

"Eh Bar, sini duduk."Suruh Bian sambil mengulaskan senyumnya.

"Iya bang. Gimana dia belum sadar juga?"Tanya Bara sambil menatap sendu kearah gadis itu.

AURA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang