34.Mati [END]

4K 179 5
                                    

Yuk para reader untuk mengklik tombol bintang dibawah, agar Author semangat buat lanjutin lagi❤❤

...

Aura memandangi wajah Devan, ia merindukan para pelindungnya.

"Bang Dev. "Panggilnya pelan.

Devan melirik Aura lalu kembali fokus menyetir.

"Kenapa? "Tanya devan lembut.

"Maafin Aura ya, gara-gara Aura bang devan harus cuti sehari. "

Aura menundukan kepalanya, ia tampak lebih murung dari sebelumnya.

"It's okey. Lagian ini juga tugas seorang polisi buat lindungin warganya. "Ujar Devan bangga.

Aura menangis, ia sungguh tak bisa lagi menahan tangisnya.

"Aura kangen Daddy... Bang Al... Bara... "Tangisnya membeludak.

Devan memberhentikan mobilnya ditepi jalan yang sepi.

"Tenang ya, Bang Dev bakalan lindungi Aura dari pembunuh itu. Dan bang dev bakalan bantuin Aura buat ketemu sama Om arvan. "

"Maka-sih Bang hiks "Ucapnya sesegukan.

Devan menyalakan mesin mobilnya dan meneruskan perjalanan kebogor.

Pagi pun tiba. Jalanan mulai ramai di pagi hari. Jalanan macet total. Aura melihat kearah spion mobil.

Seseorang menatapnya dari belakang. Aura memerhatikan wajah pucat itu. Akh sial itu bukan manusia.

Dia tersenyum seringgai sambil meneteskan darah. Aura kembali menatap devan yang sibuk melihat kendaraan yang mulai sedikit bergerak.

Aura melihat kearah kursi belakang. Kosong. Ya hantu itu hanya lewat saja. Aura tak biasanya mendapati hal itu, biasanya hantu jika sudah bertatapan dengannya akan selalu mengikutinya.

Saat ia menatap kearah depan. Sosok itu tepat menghadap ke wajahnya.

"Akhhhh!!! "Teriak Aura kaget.

Devan langsung menatap kearah gadis disampingnya.

"Kenapa? "Tanya devan khawatir.

Aura menggeleng pelan.

Ia menunduk melihat tetesan darah masih mengucur dari mulut sosok itu. Ia berdoa dengan tenang agar sosok tersebut hilang dari hadapannya.

Akhirnya setelah beberapa saat ia berhasil mengusir sosok berambut panjang itu.

Aura menatap devan yang masih Setia memandanginya. Tatapan khawatir yang pernah sering lihat.

"Lo bener-bener gak papa kan Ra? "Tanya devan sekali lagi.

Aura menggeleng cepat. "Gak apa-apa ko bang. Maaf tadi Aura cuman keget aja. "

"Kaget kenapa? "

"Aura lihat sosok perempuan didepan sini. "Tunjuknya

Devan mengangguk. "Tenang aja. "

...

Mereka sampai dikota hujan. Aura turun untuk membeli bunga.

Cuaca disana sedang gerimis jadi wajar saja jika jalanan basah. Beberapa kendaraan memelankan kendaraannya.

Aura menghampiri si penjual bunga. Penjual itu tampak diam saja.

"Permisi pak? Saya mau beli bunganya. "

Bapak itu melirik sekeliling. Ia meraba-raba bunganya

"Pak? "

AURA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang