18

86 2 0
                                    

Selesai mandi, aku segera menyisir rambutku dan sesudah itu aku keluar dari kemar menuju kamar kak ian. Aku membuka pintu kamar kak ian dan segera masuk, tak terlihat dia sama sekali, mungkin dia lagi keluar. Saat aku mau keluar dari kamar, aku mendengar suara hp, aku mencoba mencari hp itu. Saat kutemukan, aku melihat notif di hp itu, aku kaget saat cewek bernama taris itu chat kakak ku dengan panggilan sayang. Kenapa dia melarangku untuk pacaran dan kenapa aku juga ada rasa ke kakakku? Dari situ hatiku terasa hancur, aku langsung kembali ke kamar untuk menetralkan suasana hati meskipun aku harus menangis. Aku melihat jam sudah pukul 17.30 WIT. Namun, air mata ini tak kunjung mereda, aku terpukul saat itu, sampai akhirnya di balik pintu ada bunda yang memanggil ku.

"adek... Buka pintunya" ujar bunda. Aku pun langsunh membuka pintu kamar dan memeluk bunda.
"kenapa dek kenapa?" khawatir bunda.
"kakak bun kakak" ucapku sambil tersedu sedu.
"iya kakak kenapa?" ujar bunda.
"kakak udah punya pacar bun! Aku nggak suka!" ucapku.
"hust... Nggak boleh gitu. Kakak nggak mungkin pacaran" ucap bunda.
"bunda kalau nggak percaya lihat di hp kakak bun"
" iya nanti bunda lihat. Sekarang adek jangan nangis lagi, abis ini keluar beli kebaya yang cantik buat adek" ucap bunda. Aku hanya mengangguk dan pergi ke kamar mandi. Setelah dari kamar mandi, aku berganti pakaian dan berdandan natural. Aku pun segera keluar dari kamar, dan menemui bunda.
"bunda, ayok!" ajakku.
"bentar tunggu kakak dulu" ujar bunda. Tanpa basa basi, aku langsung keluar rumah menuju ke mobil dan meninggalkan bunda. Sesampainya di depan mobil, aku langsung membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil. Aku menunggu cukup lama, sampai akhirnya merekapun datang. Huftt... Kenapa sih harus ada kakak!hmmm...

Papa pun menjalankan mobilnya, selama di perjalanan. Kak ian mencoba mencari perhatian kepadaku, namun aku tak memperdulikannya. Sesampainya di sebuah butik, kamipun keluar dari mobil.

"adek.." panggil bunda.
"iya bun"
"ayok masuk" ajaknya. Kami pun masuk di dalam butik tersebut, sedangkan kak ian dan papa menuju ke cafe sebelah. Saat di dalam, aku melihat kebayak yang cantik di belakang yang berada di dalam kotak kaca indah itu. Aku langsung mengajak bunda ke arah kebayak tersebut.
"bunda.. Ini baguskan, sasa suka yang ini"
"iya dek bagus dan cantik, kita ambil yaa" ucap bunda. Kami pun menuju ke kasir untuk membayar kebayak tersebut. Sesudah dari butik, aku dan bunda membuka pintu mobil dan masuk, tapi papa sama kak ian nggak ada. Bunda pun mencari mereka, sedangkan aku menunggu di dalam mobil. Tak lama dari itu, merekapun datang dan masuk kedalam mobil.
"dek gimana?cocok?" ucap papa.
"ya cocok lah pa" ucapku.
"yank" bisik kak ian. Aku hanya diam mencuekkan dia. "Kamu kenapa sih" ucapnya lagi.
"bun sasa pinjam hp nya." ujarku. Bunda pun memeberikan hp nya kepadaku. Aku hanya mainin hp bunda. Tiba tiba kak ian mengambil hp bunda.
"bun.. Hp bunda mau di banting sama kakak" ucapku. Kak ian hanya diam, aku tau kak ian menahan emosi. Biarin aja, aku tak memikirkan itu. Hp bunda langsung aku cabut dari tangan kak ian dan segera memberikan ke bunda.
"nih bun, pa ini langsung pulang aja ya.. Aku lagi males!" sambil melirik ke arah kak ian. Di dalam mobil, aku hanya diam dan sesekali melirik kak ian. Dia hanya melihatku dengan tajam, namun aku tak hiraukan itu. Setibanya di rumah aku langsung membawa tas shoping ku dan menuju ke kamar, saat aku menaruh kebayak ke lemari. Tiba tiba seseorang merangkulku dari belakang, aku tahu ini pasti kak ian.
"apaan sih!gak usah pegang pegang aku!" bentakku. Di pun melepaskan pelukannya dan membalikkan badanku menghadap ke dia.
"kamu kenapa ha!" bentaknya.
"ya kamu yang kenapa! Atas semua kata manis yang kakak ucap tadi itu masih bilang apa itu hanya penghianatan!" bentakku.
"maksutmu apa haa!"
" bilang aja kalau sudah punya pacar!nggak usah di tutup tutupin kayak gini! Munafik tau nggak!"
"apa kamu bilang! Kamu salah paham!"
"sekarang kakak keluar!" bentakku. Aku langsung meninggalkan kak ian dan mengambil hp yang sedari tadi di lantai. Aku mulai duduk di sofa dan memainkan hp.
"yang" panggilnya sambil menghampiriku. Aku pun langsung berdiri dan menuju ke kasur untuk tidur.

Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang