Aku sudah di dalam rumah sasa, terlihat sepi disini. Aku segera menuju ke kamar sasa, langkahku terhenti saat mendengar sasa sedang mengobrol dengan seorang pria dan terlihat romantis, aku langsung membuka kamar sasa, aku terkejut saat melihat sasa sedang berpelukan dengan pria itu. Aku langsung menghampirinya dan menepuk pundak sasa, dia kaget dengan kedatanganku sekarang.
"Rahmat. " ucapnya sambil kaget.
"Sa, makasih buat semuanya. " ujarku, aku langsung pergi meninggalkan sasa , dan sasa mencoba menjelaskan kepadaku. Namun, aku sudah emosi dan sasa langsung aku tarik tangannya menuju mobil. Aku menjalankan mobil dengan sangat kencang, rahangku sudah mengeras sedari tadi. Aku memberhentikan mobil tepat di halaman rumah nenekku. Aku langsung keluar dari mobil dan begitupun sasa, aku langsung menggandeng tangan sasa dengan erat sambil ku tarik. Aku membuka pintu, ditaman ada nenek dan pembantunya. Aku pun langsung membawa sasa ke kamarku dan ku suruh masuk. Di dalam kamar, aku sangat emosi sekali. Aku mengambil minuman di meja dan langsung ku minum.
Kesya Putri ananda.
Seakan aku melihat preman yang sedang mabuk, aku takut sekali. Aku tidak tega melihat Rahmat meminum minuman seperti itu, aku langsung memeluknya dengan isak tangis.
"Lepas sa! gue kurang apa hah! Disana gue Setia sama lo, tapi lo nya yang kek bangkek! Aku benci kamu sa! " bentaknya.
"Aku minta maaf. Hix... Hix... Aku bisa jelasin semua, tolong jangan diminum. " pintaku, dia melepaskan pelukanku dan balik badan.
Prakkkk...
Botol minuman di lempar ke arah dinding olehnya sampai pecah. Dia mengambil serpihan kaca dan mencoba ingi membunuh dirinya.
"Inikan yang lo mau sa!" bentaknya.
"Nggak." ucapku, aku mencoba kuat di saat itu, perlahan aku melangkahkan kaki mendekat kearahnya dan langsung memeluknya.
"Aku mohon, jangan seperti ini. Hix hix..." aku melihat sudah ada darah di lantai, aku langsung mengambil kaca dari tangannya dan membawanya duduk di tepi kasur. Aku langsung mengambil P3K dan segera mengobati tangannya. Setelah aku mengobati tangannya, aku melihat raut wajah dia masih emosi dan masih keadaan mabuk, aku langsung mengambil hp di sakuku, ada panggilan masuk dari arjun.
Praakkkk..
Hp ku di banting lagi olehnya, tanpa ada salah. Dia langsung berdiri dan merebahkan tubuh nya di atas kasur, aku melihat dia membanting lampu yang ada di atas nakas, aku menangis tersedu sedu. Aku langsung memeluk tubuhnya sambil menangis. Aku merasa tidak di butuhkan olehnya, aku langsung beranjak dari kasur menuju ke pintu, tapi tanganku dicekal olehnya dan langsung dibawa ke kamar mandi. Dingin, itu yang aku rasakan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤
Teen FictionKutemukan cahaya dibalik dirimu yang selalu dingin kepadaku.