SAH!
Kita berdua memang tidak sempurna, karena itu Tuhan menyatukan kita untuk menjadi dua insan yang saling menyempurnakan.
-Dia Imam TerbaikKu-
⅏
Setelah melewati semua urusan yang panjang, akhirnya mereka bisa melangsungkan pernikahan. Walaupun targetnya sebulan, namun rencana itu harus di undur beberapa hari, karena kondisi Syabilla yang tak baik.
Tetapi sekarang semuanya sudah kembali normal, dan saat ini mereka berdua sedang di pingit. Membuat Fajar galau bukan main, karena tidak dapat bertemu dengan Syabilla.
"Ma, hanya sejam. Fajar ingin menemuinya," rengeknya seperti anak kecil.
"Gak boleh, sudah kamu di rumah aja! Kapan lagi kamu diam di rumah, kalau bukan sekarang. Bantu itu adik kamu, mengurus semua pekerjaan kantor." Erna menggeleng melihat tingkah anaknya itu.
Dengan malas, Fajar menghampiri sang adik. Lalu melihat berkas-berkas yang saat itu dia kerjakan. "Aku bosan melihat kertas!" ucapnya, tak jadi membantu Fajri.
"Pergi sana, Mas cuma mengganggu!" usir sang adik.
Mengacak rambutnya kesal. Dia mulai melakukan push up, untuk menghilangkan kebosanan. Melihat itu Fajri berencana untuk menggoda sang kakak. Mengambil ponselnya, sambil berlagak seolah sedang menelepon Syabilla.
"Mbak Sya, lagi ngapain?!" ucapnya sengaja membesarkan suaranya, agar di dengar oleh sang kakak.
Dengan cepat Fajar bangun, lalu menatap sang adik untuk memberikan ponsel itu padanya. "Ini Mbak, Mas Fajar mau ngomong." Fajri masih berpura-pura, seolah Syabilla sedang menjawab ucapannya di seberang sana.
"Owalah, Mbak gak mau ngomong sama Mas? Kalau gitu Fajri matikan ya, Mbak istirahat aja." Mematikan ponselnya, seolah panggilan telah berakhir.
"Kenapa gak kamu kasih ke Mas?!" tanya Fajar kesal.
"Orang Mbak Sya gak mau ngomong sama Mas Fajar. Sudah gih sana lanjut push up lagi, gak usah kayak anak kecil gitu!"
Menjitak sang adik, lalu pergi ke kamarnya dengan keadaan kesal. "Lucu juga orang bucin di ganggu," ucap Fajri tertawa geli.
⅏
Tanggal 21 November, di mana akan menjadi hari yang bersejarah bagi sepasang kekasih. Hari di mana, mereka akan berjanji di hadapan Allah dan para saksi, untuk saling melengkapi dalam suka maupun duka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Imam Terbaikku (END)
General FictionBerawal dari pertemuan pertama yang tak di sengaja, lalu tumbuh sebua rasa yang tak bisa di jelaskan. Serumit itukah sebuah rasa? Awalnya terasa begitu semu, hampir tak terlihat. Aku pikir itu akan menghilang seiring berjalannya waktu, tetapi takdi...