CHAPTER 34

4.9K 354 40
                                    

Berhubung malming, untuk kaum jomblo seperti saya. Silahkan nikmati ceritanya🖤

___________________________________________

Skenario Allah

Dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti di minta pertanggung jawabnya.
(Q.S Al-Isra : 34)

Setelah badai berakhir, akan ada hal indah menanti. Kini ku tunjukkan sekuat apa batu karang itu berdiri menghadapi kerasnya ombak.

-Syabilla Anastasia Ciara-
___________________________________________

Happy Reading

Bulan November, bulan penuh dengan kenangan untuk Syabilla. Sudah berminggu-minggu Syabilla di sana. Merasakan pahit manisnya, kehidupan. Sekolah dan rumah warga, kini hampir sebagian sudah berdiri kembali. Walau pemandangan sudah tak sama seperti awal di ke sini, setidaknya ini jauh lebih baik dari pada rumah yang rata dengan tanah.

Aktivitas para warga kini telah berjalan kembali seperti biasa. Anak-anak pun telah bersekolah lagi, walaupun sebagian dari mereka harus belajar di ruang terbuka. Sebentar lagi lomba nyanyi antar sekolah di adakan. Syabilla sedang mempersiapkan murid-muridnya untuk mengikuti lomba itu.

“Ayo semuanya yang bagus gerakannya!” ucap Ayu, yang melatih mereka.

Dalam kegelisahan Syabilla menatap anak muridnya yang tengah berlatih menyanyi dengan Ayu. Sudah dekat waktu lomba antar sekolah. “Apa bisa kita siap dalam waktu dekat?”

“Tentu saja, kamu meragukanku?” Ayu mengambil botol yang ada di tangan Syabilla. “Tenang saja, kita pasti bisa.”

Karena membantu membangun kembali desa beberapa minggu belakang ini, mereka jadi menunda latihan. Hingga tinggal beberapa hari lagi menuju hari-h, mereka jadi kalang kabut seperti ini

“Besok geladi resik, sebelum pergi ke tempat acara. Aku sudah menyewa mobil untuk kita menuju tempat lomba,” jelas Syabilla, yang melihat catatannya.

Ayu mengacungkan jempol, lalu bersandar pada Syabilla. Dia begitu lelah melatih anak-anak untuk bernyanyi dan mengatur gerakan. Suaranya hampir habis karena di gunakan terus menerus tanpa istirahat.

“Sudahlah Sya, kita butuh istirahat. Mari lanjutkan besok, aku ingin tidur!"

Hari perlombaan telah tiba, Syabilla dan yang lainnya pergi menggunakan mobil yang sudah di sewa. Semuanya tampak gugup dan takut. Semampu mungkin Syabilla dan Ayu menenangkan mereka semua, walau keduanya juga saat ini sedang tegang.

Sampai di tempat lomba, Syabilla merapikan pakaian mereka semua. Ayu mengetes kekompakan mereka, sebelum tampil nanti.

"Kita nomor urut ke lima. Masih bisa siap-siap dulu, sambil lihat lawan."

Ayu mengajak anak-anak untuk bercanda sebentar. Dia juga menasihati agar jangan terlalu berharap dengan kemenangan, karena yang di cari saat ini adalah pengalaman. Kalah menang nanti, pemanisnya saja.

Syabilla mengecek ponselnya, dia melihat tanggal hari itu. Dengan menghela napas panjang, Syabilla menyadari jika esok hari ulang tahun pernikahannya yang pertama.

Dia Imam Terbaikku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang