CHAPTER 19

6.3K 407 10
                                    

Masih Dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih Dengannya

Beberapa jam lagi, dia akan pergi. Namun bukan saatnya untuk bersedih. Jadikanlah waktu singkat ini, menjadi sebuah kenangan yang akan selalu di rindukan.

-Dia Imam Terbaikku-

Suara hujan beserta petir terdengar, seolah menjadi penghantar tidur yang menenangkan. Dalam kedinginan, sepasang kekasih itu saling berbagi kehangatan dalam pelukan. Tak kadang salah satu di antaranya menggeliat seperti ulat, dan yang satu lagi memeluk erat seolah tak ingin lepas.

"Dinginnya." Fajar mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya di balik leher Syabilla.

Lenguh wanita itu terdengar. Syabilla mengerjapkan matanya sesekali, melakukan ritual bangun seperti biasa. Merentangkan tangannya, seraya menggerakkan tubuh.

Tak sengaja kakinya bergerak mengenai tubuh sang suami. "Eh, Mas!" ucapnya langsung menoleh menatap Fajar.

Laki-laki itu menatap dalam Syabilla yang tersenyum canggung. "Sakit Sayang," ujarnya dengan nada yang menjelaskan kesakitannya.

"Maaf, gak sengaja." Menghela napas pelan, lalu bersandar pada kepala ranjang. "Kamu mau tanggung jawab?"

Syabilla menggeleng cepat. "Untuk sekarang gak, makasih." Mencibir kesal, Fajar bangkir menuju toilet. "Anak nakal!"

Melihat punggung sang suami yang menghilang di balik pintu toilet, Syabilla tertawa pelan. "Sabar Mas, jangan emosi."

Dia merapikan tempat tidur, setelah itu turun menyiapkan sarapan. "Dingin-dingin enaknya makan apa ya?" Turun tangga seraya berpikir.

Bukannya ke dapur, Syabilla menyalakan televisi. Mencari acara kartun kesukaannya, yaitu Doraemon. "Lalala... Aku sayang sekali, Doraemon...!" nyanyinya.

Melangkah menuju dapur, menyiapkan sarapan. Dengan suara televisi sebagai hiburannya. "Sop enak nih." Mulai meracik.

Fajar turun, sudah siap dengan seragamnya. "Siapa yang nonton? Kok TV nya nyala?"

"Jangan di matikan Mas, aku lagi nyimak di sini!" jawab Syabilla.

Menggeleng pelan, menghampiri sang istri. "Ada-ada aja kelakuan."

"Sudah jadi! Nih Mas makan dulu, biar gak ngomel terus." Menaruh makanan di hadapan Fajar, lalu membawa makanannya menuju ruang tengah.

Dia Imam Terbaikku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang