Mencoba Hal Baru
Dia tidak ada, tapi rasanya nyata!
-Dia Imam Terbaikku-
⅏Sejak di tinggal Fajar dinas, Syabilla memutuskan untuk mencoba hal yang sudah lama dia pikirkan dan sang suami sudah mengizinkannya. Dia ingin sekali melakukannya, namun karena beberapa alasan dia menundanya, dan sekarang saatnya.
Syabilla menyiapkan diri sebelum masuk ke dalam ruangan yang ada di hadapannya, menarik napas pelan, dia pun mengetuk pintu dan masuk.
"Ibu Syabilla?" tanya wanita paruh baya di hadapannya.
Syabilla mengangguk, sembari tersenyum. "Jadi hari ini Anda sudah bisa mengajar, kami sudah melihat semua dokumen yang Anda berikan. Semoga Anda bisa cocok dengan sekolah ini."
"Terima kasih Bu, saya akan segera terbiasa dengan ini." Bu Nanda, selaku kepala sekolah, mengantarkan Syabilla untuk menujukan sekolah dasar itu.
Karena ini sebentar lagi akhir semester, anak-anak sedang mempersiapkan diri untuk ujian, jadi Syabilla bertugas sebagai wali kelas baru harus bisa mengambil peran dalam membantu anak-anak. Kesempatan ini, akan dia pakai untuk mengakrabkan diri dengan anak-anak yang ada di sana.
Mereka masuk ke salah satu ruang kelas di sana. Jam terakhir sebelum pulang, Bu Nanda mengambil kesempatan untuk memperkenalkan Syabilla pada anak-anak.
"Anak-anak, ibu mau kenalkan kalian dengan guru baru. Ibu Syabilla ini, akan menjadi wali kelas kalian menggantikan Ibu Sucy. Jadi kalian harus baik, dan bersikap sopan pada Ibu Syabilla ya."
"Baik Ibu Guru!" jawab mereka.
Syabilla tersenyum gemas, melihat anak-anak berseragam merah putih yang tengah menatapnya sembari melipat tangan di atas meja. "Sangat menggemaskan."
"Halo anak-anak, kenalkan Ibu guru namanya Syabilla. Kalian bisa panggil ibu dengan nama itu, sekarang ibu mau tahu nama kalian."
Satu persatu anak-anak mulai mengenalkan diri mereka dengan ciri khas mereka masing-masing, dari yang pemalu, hingga yang benar-benar aktif.
"Nama saya Anggun, saya kelas 2A." Gadis kecil itu berucap sembari memainkan rambutnya yang berkepang.
"Saya Dion, anaknya Pak RT Harjo dan Ibu Sulis. Kakak saya namanya Adin, kelas 2A," ucapnya sembari memperkenalkan nama keluarganya.
"Saya Mamat, orang paling ganteng kata mama saya. Ibu guru mau gak jadi pacar Mamat?" ucapnya sembari menatap Syabilla.
"Mamat masih kecil udah tahu pacar-pacaran, gak boleh." Syabilla mengusap rambut anak laki-laki itu gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Imam Terbaikku (END)
General FictionBerawal dari pertemuan pertama yang tak di sengaja, lalu tumbuh sebua rasa yang tak bisa di jelaskan. Serumit itukah sebuah rasa? Awalnya terasa begitu semu, hampir tak terlihat. Aku pikir itu akan menghilang seiring berjalannya waktu, tetapi takdi...