CHAPTER 39

4.2K 259 25
                                    

Refreshing

Tersenyum adalah cara sederhana menikmati hidup.

-Titikdua.net-
___________________________________________

Happy Reading

Syabilla terlihat begitu murung semenjak kejadian kemarin. Tidak ada suara cerewet yang biasanya terdengar di rumah itu, membuat Fajar ikut sedih melihatnya.

Karena tak mau berlama-lama membuat istrinya hanyut dalam kesedihan, Fajar memiliki ide untuk menghibur sang istri.

"Sayang, sudah dong sedihnya. Rumah kita sepi banget kalau gak ada suara cerewet kamu." Fajar memeluk Syabilla yang kini sedang melamun di pinggir kolam.

Jarinya bergerak menusuk pipi sang istri, memainkannya untuk memancing suara keluar. "Sayang, aku nangis nih." Syabilla berdecap pelan, dia menatap Fajar yang begitu berisik di belakangnya. "Akhirnya, kamu liat aku."

Dengan senyum senang, Fajar langsung memberitahu Syabilla tentang rencananya hari ini. "Ayo jalan, aku kasih liat tempat bagus. Hari ini kita habiskan di luar, biar kamu gak sedih lagi."

"Malas Mas." Tak peduli dengan jawaban Syabilla, Fajar langsung mengangkatnya untuk bersama-sama bersiap. "Pemaksa!" tukas Syabilla pasrah.

Mau tak mau Syabilla bersiap. Fajar yang tampak senang bersenandung pelan, berbeda dengannya yang bersiap dengan setengah hati.

"Senyum sayang." Fajar menarik ujung bibirnya untuk membentuk senyum, itu berhasil membuat Syabilla tertawa walau sebentar. "Gitu kan cantik."

Tak mau membuang-buang waktu, keduanya segera pergi. Syabilla menghela napas berat, bersama Fajar yang baru saja turun. "Kenapa? Capek?"

Syabilla menggeleng. "Mau ke mana sih kita, Mas?" tanyanya yang kini penasaran.

"Ada deh, kamu pasti suka." Fajar menggandeng tangan sang istri menuju keluar. Setelah mengunci rumah, Fajar memasangkan helm di kepala Syabilla. "Naik motor aja, biar enak."

Syabilla mencibir. "Enak apa? Enak di peluk?"

"Itu tempe." Fajar menutup kaca helm Syabilla. Naik ke motor, di susul Syabilla yang ikut duduk di belakangnya.

"Pegangan sayang." Baru mau menarik gas motornya, Syabilla menepuk punggungnya cukup kuat.

"Sebenar Mas!" Fajar menoleh ke belakang, melihat Syabilla yang tengah memperbaiki pakaiannya.

"Mau pakai celana aja?" tawar Fajar yang langsung mendapat gelengan dari Syabilla.

"Gak usah gini aja." Fajar turun dari motor, membantu merapikan pakaian Syabilla yang panjang.

"Naik mobil aja sudah, nanti sangkut lagi." Syabilla menahan suaminya itu untuk berhenti.

"Ayo Mas. Gak usah naik mobil, gini aja." Melihat Syabilla yang begitu kekeh, Fajar kembali menaiki motornya.

"Ayo pegangan, sudah siapkan?" Syabilla memegang pinggang Fajar erat-erat. "Bukan begitu, tapi begini." Dia memperbaiki tangan Syabilla, yang kini berubah memeluknya.

Dia Imam Terbaikku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang