Bertemu Dia
Kamu tak pernah tahu, dia yang ada di sampingmu mungkin saja jodohmu. Dan kamu tak pernah tahu, dia yang menjauh darimu mungkin saja sedang mendoakanmu.
-Dia Imam Terbaikku-
⅏
Mengawali hari yang indah ini dengan lantunan ayat suci Al-Quran, adalah aktivitas yang rutin dilakukan Syabilla. Suaranya yang merdu terdengar di seluruh penjuru rumahnya, bahkan Umi nya yang sedang masak pun bisa mendengar suara anak satu-satunya itu.
Adzan subuh menghentikannya, dia menutup Al-Quran dan beranjak untuk salat. Begitu indah di pandang, wajah cantik berbalut mukena berwarna putih. Siapa saja yang melihatnya pasti akan jatuh ke dalam pesonanya.
Salatnya usai, di akhiri dengan salam, tangannya terangkat. Melafazkan doa kepada Sang Pencipta, memohon ampun atas segala dosanya dan dosa kedua orang tuanya yang tidak di sengaja maupun yang di sengaja.
"Ya Allah, hari ini hamba akan bertemu dengannya. Laki-laki yang Engkau siapkan untuk menemani hamba mendapatkan Surga-Mu. Dia yang tak pernah hamba kenal, dia yang sudah membuat hamba berani mengambil keputusan sebesar ini. Semua di dasari karena Allah. Engkau yang Maha membolak-balik hati. Tetapkan hatiku pada Agama-Mu, kuatkan Imanku, dan jagalah hatinya untukku. Aku akan menjaga hatiku untuknya, dan semua tidak melebihi cintaku kepada-Mu."
Setelah selesai berdoa, Syabilla melepaskan mukena yang membalut tubuhnya, kemudian dilipatnya dengan rapi. Dia keluar kamar untuk membantu Anita dan yang lain.
Rumahnya yang tadinya biasa saja, sekarang sudah di sulap begitu meriah. Padahal baru pertunangan sekalian lamaran secara resmi, namun sudah terlihat seperti acara pernikahan.
"Umi, apa ada yang bisa Syabilla bantu?" tanya Syabilla, membuat semua kerabat dan ibu-ibu yang ada di sana mengomelinya.
"Ih kamu ngapain ke sini, sana balik ke kamar! Siap-siap sana!" Merasa di usir, Syabilla pun menurut untuk kembali lagi ke kamar.
"Padahal masih subuh, tapi repotnya dari tengah malam," ucap Syabilla pusing.
Kembali ke kamar, duduk di depan kaca sambil menatap pantulan dirinya. Rasa gugup pun muncul, ketika membayangkan dia akan bertemu dengan laki-laki yang sudah lama membuatnya penasaran.
Pintu kamar terbuka memperlihatkan seorang penata rias yang sudah Anita pesan untuknya. Sambil tersenyum, Syabilla menyuruhnya masuk dan bersiap untuk di make up.
Kicauan burung pagi menyambut mata hari terbit, cahaya matahari mulai bersinar terang. Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya Syabilla sudah siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Imam Terbaikku (END)
Fiction généraleBerawal dari pertemuan pertama yang tak di sengaja, lalu tumbuh sebua rasa yang tak bisa di jelaskan. Serumit itukah sebuah rasa? Awalnya terasa begitu semu, hampir tak terlihat. Aku pikir itu akan menghilang seiring berjalannya waktu, tetapi takdi...