CHARTER 36

4.3K 294 30
                                    

13 Agustus, Hari kejadian.
___________________________________________

Happy Reading

Fajar bersiap untuk melakukan tugas operasi militer bersama para tim. Mereka semua berkumpul setelah bersiap. Mayor Gibran selaku ketua tim, memberi arahan untuk mereka.

Kali ini tugas mereka menyelamatkan para warga sipil yang di culik oleh kelompok organisasi Jahal. Kelompok ini banyak menggemparkan masyarakat di sana, sekaligus membuat takut.

Sebab kelompok ini menculik beberapa warga sipil untuk di jual atau pun menjadi budak mereka, dan lebih parahnya sebagian besar sipil yang mereka culik adalah anak kecil dan di dominasi oleh wanita.

Itu sebabnya tugas mereka saat ini untuk menyelamatkan para korban. Misi ini termasuk misi yang berbahaya, karena lawan mereka adalah kelompok bersenjata yang besar, hampir menyebar di seluruh Afrika.

"Semuanya siap?!" Semuanya serentak berteriak siap, mereka pun pergi dengan persiapan yang sangat matang.

Kali ini Unit khusus yang akan turun langsung adalah Tim Hantu, terdiri dari 12 tentara hebat yang sudah terlatih. Sama seperti namanya, tim ini bertindak sepeti hantu, tak terlihat namun begitu menakutkan.

Semua sudah sampai di titik yang di pastikan, mengamati dari jauh pergerakan musuh. Setelah aba-aba dari Mayor Gibran, mereka mulai bergerak. Berjalan mengendap, sembari menyebar ke tempat yang berbeda.

Mereka berusaha untuk masuk melewati pertahanan yang cukup ketat di sana, tidak langsung menyerang. Namun melumpuhkan lawan secara perlahan.

Beberapa dari mereka jaga di luar, selagi melihat situasi, sedangkan yang lain masuk ke dalam mencari tempat penyekapan para tawanan.

"Ada Penyusup!" teriak seseorang dalam bahasa Prancis.

Mendengar teriakan itu, seketika terjadi penyerangan di sana. Fajar yang sudah menemukan tempat penyekapan, segera memanggil Reza untuk masuk bersamanya.

Karena penjagaan yang kurang, membuat mereka berhasil melumpuhkan penjaga yang ada di sana. Dengan segera mereka melepaskan ikatan tangan para korban yang sedang menatap ketakutan.

"Semuanya akan baik-baik saja," ucap Fajar dalam bahasa Prancis, mencoba menenangkan mereka.

Setelah berkomunikasi dengan anggota tim yang lain, Fajar dan Lettu Reza segera membawa tawanan untuk pergi ke lokasi aman.

"Ayo!" ucap Lettu Reza memimpin. Keduanya bersiaga, memantau keadaan sambil bergerak keluar.

Dor! Dor!

Tembakan bertubi-tubi menghujani mereka, Fajar dan Reza segera melindungi tawanan sambil membalas menyerang. Sayangnya salah satu peluru itu berhasil mengenai lengan Reza, membuat senjata di tangannya terlempar begitu saja.

Merasa dalam bahaya, para anggota tim datang membantu. "Bawa mereka pergi keluar!" suruh Gibran.

Beberapa dari mereka mulai pergi menuju tempat aman, membawa para tawanan. Reza yang tertembak, ikut membawa mereka pergi. "Jaga mereka!" ucap Fajar sembari memberikan senjata Reza kembali.

Gibran, dan Fajar kini sibuk melawan para musuh yang ingin menghalangi mereka. Merasa situasi sudah aman, keduanya bergegas pergi dari sana. Beberapa anggota yang masih berada di luar, kini bergegas pergi ke titik aman.

Dia Imam Terbaikku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang