CHAPTER 30

5.6K 328 9
                                    

Harus Bisa Tanpamu

Aku selalu sabar menunggumu kembali. Walau aku tahu, dirimu mungkin tak pernah kembali.

-Dia Iamam Terbaikku-

___________________________________________

Happy Reading

Syabilla kini tiba di Nusa Tenggara Timur, lebih tepatnya di Pulau Timor. Pulau yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Sehabis turun dari pesawat, wanita itu langsung di jemput oleh teman kuliahnya dulu.

Ayu, gadis manis berlesung pipi dengan kulit sawo matang berambut lurus bergelombang. Sudah berdiri tak jauh darinya, sambil melambaikan tangan menyambut kedatangannya.

"Selamat datang, Syabilla!" Ayu memeluk Syabilla, sudah lama sekali mereka tidak berjumpa.

Gadis itu menghabiskan hampir sedikit hidupnya di sini. Mengajar anak-anak yang masih sulit mendapatkan pendidikan yang layak.

"Makasih loh, udah jemput jauh-jauh ke sini. Pasti kamu capek?" tebak Syabilla melihat raut lelahnya.

Ayu tertawa kecil. "Benar, tapi tak apa. Kan sebentar lagi aku sudah mendapatkan bantuan untuk membantu mengajar anak-anak, itu sudah mampu menghilangkan ras lelahku."

"Ya sudah, sekarang kita mau ke mana? Makan dulu atau langsung pergi?"

"Makan dulu saja, perjalanan kita akan sangat panjang." Mendengar itu, Syabilla sudah memikirkan perjalanan yang akan menyenangkan menuju ke lokasi tujuan.

Ayu mengajaknya pergi ke salah satu warung makan terkenal di sana. Setelah mengisi perut yang kosong, mereka memulai perjalanan menggunakan mobil yang sudah si sewa.

"Siap Syabilla?" tanya Ayu sebelum mereka pergi.

"Tentu saja, kapan aku pernah bilang tak siap? Mari kita berangkat!" Mobil mulai berjalan meninggalkan tempat itu.

Syabilla mengeluarkan ponselnya, menghubungi keluarganya jika dia telah sampai dengan keadaan selamat. Beberapa foto Syabilla kirim, sebagai buktinya.

Ayu yang melihat itu hanya terkekeh pelan. "Oh iya Sya, maaf tidak datang ke pernikahanmu waktu itu. Aku baru menerima pesannya setelah dua hari kemudian, dan itu saat aku sangat sibuk. Maaf ya, dan selamat!"

"Tak apa, tapi kadonya mana?" goda Syabilla.

Ayu mengeluarkan sebuah permen pengganti kembalian. "Hanya ini saja."

Syabilla memakan permen itu. "Ada lagi tidak? Rasanya enak."

"Malah ketagihan, tidak ada." Ayu juga memakan satu permen yang sama. Keduanya bersenda gurau bersama, melepaskan kerinduan. "Oh iya, suamimu tak masalah jika kamu pergi jauh ke sini?"

Ah, sepertinya dia tak tahu apa yang Syabilla alami saat ini. "Tidak, dia sedang bertugas. Jadi tak masalah untuk itu." Tugas yang di maksud adalah tugas selamanya?

"Wow, dia seorang tentara atau polisi?" tanya Ayu penasaran.

"Tentara, sudahlah tak usah membahas ini. Mari kita ceritakan kisa kuliah kita dulu, aku sangat merindukannya."

Dia Imam Terbaikku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang