CHAPTER 40

4.2K 289 36
                                    

Berhubung saya sedang gabut, jadi up sekarang. Selamat baca semua!!!
___________________________________________

Kabar baik

Setelah melewati malam yang cukup melelahkan, kini Fajar tengah bersiap berangkat. Dia sudah terlihat rapi dengan seragam kerjanya, matanya tak lepas melihat keadaan Syabilla yang saat ini masih tertidur pulas.

Dengan langkah besar, dia menghampirinya. Fajar mengecek suhu badan sang istri yang jauh lebih baik dari semalam. Usapan lembut di wajah Syabilla, membuatnya terbangun. "Mas? Mau berangkat?"

Fajar mengangguk pelan, sedikit menunduk mendekati Syabilla. "Iya, aku berangkat dulu ya. Kalau lapar, aku sudah siapkan makanan. Jangan lupa di habiskan, ya."

"Makasih Mas, hati-hati ya. Maaf Sya gak bisa antar sampai depan."

"Gak apa-apa." Fajar mencium kening sang istri lembut. "Cepat sembuh. Nanti Umi datang katanya, mau lihat kamu. Aku berangkat dulu ya, Assalamualaikum."

Setelah bersalaman, Syabilla melambaikan tangannya pelan. "Waalaikumsalam, hati-hati Mas."

Fajar menghilang dari balik pintu. Syabilla menarik selimutnya kembali untuk bersikap melanjutkan tidurnya. Suara motor perlahan menjauh, suaminya kini sudah benar-benar berangkat.

Baru saja matanya ingin terpejam, masuk kembali ke alam mimpi. Suara menggelegar milik seseorang membuatnya kembali terjaga. “Assalamualaikum Syabilla! Main yuk!"

"Waalaikumsalam." Syabilla menyibak selimutnya, dia berjalan pelan menuju balkon kamar untuk memastikan sang pemilik suara. "Nah benar, Aisyah."

Buru-buru dia turun membukakan pintu sahabatnya itu. "Lama sekali, dirimu sedang apa sih?" tanya wanita itu sembari masuk.

"Lagi tidur. Aku kira siapa pagi-pagi datang, eh sekalinya tamu tak di undang. Mangga duduk," ujarnya mempersilahkan.

Tanpa di minta sebenarnya dari tadi Aisyah sudah selonjoran kaki di sofa, hal itu sudah biasa untuk Syabilla. “Jadi ada apa Bumil kemari?”

Aisyah tersenyum sambil mengusap yang kini sudah memasuki usia 24 minggu. “Tunggu nanti deh semuanya datang, baru aku kasih tahu sesuatu.”

Syabilla menggeleng, “Aku tinggal mandi dulu lah, kalau kamu butuh sesuatu ambil saja sendiri.”

Dia meninggalkan sahabatnya untuk pergi mandi. Hari ini Syabilla tidak tahu jika sahabat-sahabatnya akan datang bertamu. Untung saja, masih banyak stok makanan di kulkas untuk menjamu.

Sambil menunggu Syabilla mandi, Aisyah mengambil camilan di atas meja. “Mana yang lain nih,” ucapnya sembari menatap ke arah pintu.

Tak lama yang di nanti datang. “Assalamualaikum My bro!” ucap Asyila sambil menggandeng Aqila yang kini sudah bisa berjalan.

“Waalaikumsalam, ayo masuk gak usah malu-malu.” Aisyah tersenyum menyambut kedatangan Asyila, dia segera bangun untuk mencium gadis kecil yang ada bersamanya.

“Di mana Syabilla?” tanya Asyila yang kini sudah duduk di seberang Aisyah.

“Mandi, biasa baru bangun.” Asyila mengangguk, dia pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air.

Dia Imam Terbaikku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang