CHAPTER 29

5K 335 9
                                    

Satu langkah baru

Aku ingin pergi menjauh sebentar. Memberikan waktu sendiri untuk membiasakan hidupku, yang tak lagi bersamamu.

-Dia Imam Terbaikku-

___________________________________________

Happy Reading

Satu bulan berlalu. Syabilla sudah melalui hal yang begitu panjang, berdamai dengan diri sendiri dan menerima kenyataan yang terjadi.

Hari ini dia baru saja pulang dari sekolah, setelah mengurus pengunduran dirinya. Kini dia dalam perjalanan menuju panti asuhan, untuk bertemu dengan anak-anak sebelum dia pergi dari sana.

Syabilla sudah merencanakan akan pergi sementara ke salah satu daerah di dekat perbatasan. Dia sudah menghubungi temannya untuk membantu mengajar di salah satu sekolah kecil di sana.

Kedatangannya di sambut begitu meriah dengan anak-anak panti. Syabilla memeluk mereka satu persatu, melepaskan kerinduannya.

Di sana pun sudah ada ketiga sahabat yang selalu mendukungnya. Syabilla duduk di salah satu kursi yang sudah di siapkan di sana.

"Halo semuanya," sapa Anna yang berada di hadapan mereka. Semuanya berseru membalas sapaan itu.

"Anna di sini mau bilang sesuatu untuk seseorang yang paling baik yang pernah Anna temui." Anna menghampirinya dengan di bantu Edo yang mendorong kursi rodanya.

"Kak, makasih ya udah mau jadi keluarga Anna. Walaupun nanti Kak, jauh dari kita kapan pun kakak ingin kembali, tempat ini selalu terbuka. Anna memang tak sempurna, tapi kak Syabilla mengajarkan Anna untuk terlihat sempurna dengan cara Anna."

Gadis itu menangis, membuat Syabilla memeluknya. "Kok malah nangis, udah nanti kakak ke sini lagi."

"Janji ya kak." Syabilla berjanji, sambil mengusap air mata gadis itu. "Hari ini kita harus senang-senang, jangan ada yang sedih oke!"

Semuanya bersorak gembira, bersama dengan musik di nyalakan membuat anak-anak di sana menari. Syabilla menghampiri ibu panti yang sudah sangat baik padanya. "Bu, saya titip anak-anak ya."

"Aduh Sya, sudah seperti siapa saja kamu ini. Hati-hati nanti di sana," jelas Bu Maria.

Syabilla mengangguk. "Iya Bu, Sya pasti akan hati-hati. Ibu juga, jangan sampai kelelahan. Di sini sudah ada Juita dan Siti yang membantu, dan nanti sesekali Asyila, Aisyah dan Syifa akan membantu. Iyakan?"

"Iya Bu, nanti kami bertiga akan sering datang membantu di sini," jelas Syifa.

"Sampai kapan kamu di sana?" tanya Aisyah yang belum di beritahu berapa lama dia pergi.

"Entahlah, jika aku betah mungkin akan lama." Aisyah memeluk Syabilla erat, hingga membuat gadis itu sedikit sesak.

"Jangan lama-lama dong! Nanti sepi di sini. Pokoknya kamu harus sering hubungi kami, gak boleh hilang tanpa kabar!" titah Aisyah.

"Kan sudah aku bilang, susah mencari jaringan di sana. Syukur-syukur aku bisa mengabari kalian seminggu sekali, jadi doakan saja."

Dia Imam Terbaikku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang