Teman yang Baik
Melupakanmu begitu sulit. Namun mengingatmu, teramat sakit.
-Dia Imam Terbaikku-
___________________________________________Happy Reading
Hari yang di tunggu telah tiba. Syabilla sudah rapi dengan pakaian bersikap akan berangkat menuju sekolah. Dia menunggu Ayu yang tak kunjung kembali dari kamar mandi, seperti gadis itu sangat sibuk di sana.
Sambil menunggu Ayu, dia meminum teh yang sudah di buatkan Mama Odi untuknya. Dengan roti dan teh hangat, itu menjadi sarapan terbaik menurut Syabilla.
Tak lama Ayu datang. Mereka sudah siap berangkat ke sekolah. Setelah berpamitan dengan Mama Odi, keduanya pergi bersama. Pagi ini Ayu mengawali obrolan dengan memberitahu tentang sekolah dan para siswa, tentang setiap anak yang memiliki keunikan.
Tepat sekali. Saat mereka tiba, bel masuk berbunyi. Anak-anak yang masih bermain di lapangan segera masuk ke kelas masing-masing.
"Semangat Syabilla!" ucap Ayu menyemangatinya.
Syabilla menarik napas panjang, sebelum masuk ke kelas yang akan dia ajar. Ketika masuk ke dalam kelas itu, dia cukup terkejut mendapati hampir sebagian bangku kosong. Hanya ada beberapa anak yang hadir di sana, itu pun ada yang tak memakai seragam.
"Selamat pagi anak-anak," sapanya.
"Pagi Bu guru!" Suara semangat dari mereka membuat Syabilla tersenyum.
"Sebelum kita mulai, mari mulai perkenalan terlebih dahulu ibu mau tahu, siapa saja murid ibu di sini."
Syabilla mengambil kapur, menulis namanya di papan tulis itu. "Nama Ibu Syabilla, kalian bisa panggil Ibu Billa. Ibu akan mengajar di sini untuk beberapa waktu ke depan. Sekarang giliran kalian. Ayo mulai dari kamu."
Seorang anak lelaki dengan pakaian lengkap dan rambut di sisir rapi, berdiri. "Saya Alif, ketua kelas di sini Bu."
"Saya Maria," lanjut anak berambut ikal dengan senyum manisnya.
"Kalau saya Wahyu, anak paling ganteng di sini." Wahyu, anak dengan tubuh sedikit berisi dari yang lain.
"Saya Josua," ucap anak yang tak memakai seragam sekolah.
"Saya Ati, anak baik dan tidak sombong." Kelima anak muridnya sudah berkenalan.
Selain mereka tidak ada lagi yang hadir di sana, cukup sedih sekali mengingat mereka kini sudah berada di bangku terakhir sebelum lulus.
"Memang seginikah yang berada di kelas enam?"
Alif selaku ketua kelas, menjawab. "Banyak yang tidak hadir karena bekerja Bu guru. Hari ini sedang ada mobil pengangkut barang, biasanya mereka ada di sana untuk mendapatkan uang."
Syabilla mengerti, dia menatap kelima muridnya yang hadir. "Oke, sebelum kita lanjutkan pelajarannya. Ibu ingin tanya, apa ada hal yang kalian suka dan cita-cita kalian?"
Maria mengangkat tangannya dengan semangat. "Saya sangat suka menari dan menyanyi, jika sudah besar nanti saya akan menjadi penyanyi hebat seperti Rossa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Imam Terbaikku (END)
General FictionBerawal dari pertemuan pertama yang tak di sengaja, lalu tumbuh sebua rasa yang tak bisa di jelaskan. Serumit itukah sebuah rasa? Awalnya terasa begitu semu, hampir tak terlihat. Aku pikir itu akan menghilang seiring berjalannya waktu, tetapi takdi...