15

449 44 42
                                    

"Andai waktu bisa diulang, aku tidak ingin patah hati yang kedua kalinya."
-Clarissa Anindya-
.
.
.
Happy Reading❣️
Budayakan vote dan commentnya.

* * *

Cuaca pagi ini tidak terlihat cerah, nampak mendung sehingga Ibunya-Intan menyuruh Farel untuk berangkat bersama. Farel yang biasanya pergi ke sekolah dengan membawa motor kali ini harus membawa mobil karena tidak ingin gadis cantik yang ada di sampingnya sekarang terguyur hujan tiba-tiba karena cuaca yang tidak mendukung tersebut.

Jalanan yang terlihat tidak terlalu padat membuat Farel menaikan kecepatan mobilnya dengan dengan kecepatan sedang. Sampai-sampai laki-laki masih memfokuskan diri untuk menyetir agar terhindar daei bahaya saat bersama gadis itu.

Selang beberapa menit, di penghujung perempatan jalan yang tidak jauh dari sekolah pengguna kendaraan motor maupun mobil mendadak saling berhenti-menimbulkan kemacetan. Farel kemudian menengadah, ternyata lampu lalu lintas berubah berwarna merah, menunjukkan bahwa pengemudi diharapkan untuk berhenti sejenak. Laki-laki itu sudah menginjak rem terlebih dulu agar tidak menabrak bagian belakang kendaraan lain.

Sambil menunggu lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau, Farel menyempatkan diri melirik gadis yang di sampingnya, Risa. Semalam Ibu tirinya Farel-Intan mengirim beberapa pesan pada Farel untuk menjemput Risa dan mengajaknya berangkat bersama sebab Intan pagi-pagi buta tadi sudah pergi ke luar kota untuk mengintip usahanya yang sudah membuka beberapa cabang di beberapa kota dan juga Farel diamanatkan untuk memperhatikan kesehatan Risa yang kadang suka drop tiba-tiba, Farel tidak begitu memikirkan penyakit Risa, yang terpenting gadis itu harus selalu tetap sehat.

Farel menarik sedikit senyumannya saat melirik Risa yang masih memandang kaca jendela mobil, seperti ada yang dipikirkan. Mengingat kejadian semalam, Farel kini mencoba untuk berterus terang mengikuti kata hatinya.

"Masih belum mau cerita semalem nangis karna apa?"

Risa terdiam tanpa pergerakan. Rupanya ia belum berani menceritakan hal yang terjadi waktu itu pada masa lalunya ini dan sekarang menjadi saudara tirinya.

Farel menghembuskan napas berat. "Yaudah kalo gamau cerita, tapi lo harus jawab ucapan gue kali ini."

Risa berdeham pertanda ia setuju dengan ucapan Farel. Laki-laki itu sedari tadi terdiam karena mengingat kejadian semalam bahwa ia meminta maaf pada Risa tentang kejadian masa lalu Farel yang meninggalkan Risa secara tiba-tiba.

"Soal semalem gue minta maaf kalo gue pernah ninggalin lo, ucapan gue itu belum dijawab sama lo, jadi gimana, lo maafin gue kan?"

Risa terdiam sejenak kemudian mengubah pandangannya ke arah Farel. Ia menatap dalam-dalam tatapan Farel padanya. Tunggu, ia bukan rindu dengan tatapan Farel tapi ia cuma ingin tahu seberapa besar laki-laki itu sungguh-sungguh dalam meminta maaf.

Selang beberapa detik Risa langsung mengangguk, Farel seketika tersenyum. "Berarti tandanya gu-

"Bukan berarti lo bisa buka hati gue buat lo lagi, Rel..." Risa sudah bisa membaca jalan pikiran laki-laki yang pernah meninggalkannya tanpa status ini.

Senyuman Farel memudar. "Terus?"

Risa ingin melanjutkan kembali ucapannya tapi sayangnya suara klakson mobil truk di belakang mobil Farel berbunyi terus-menerus, pengemudi truk itu pun juga berkata, "CEPETAN DONG WOY, UDAH LAMPU IJO!"

Farel segera menengadah untuk melihat warna lampu lalu lintas yang ternyata sudah berubah menjadi hijau, ia pun menancapkan gasnya dan mengabaikan ocehan-ocehan pengemudi itu lagi.

CLOSED HEART (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang