20

256 28 14
                                    

"Ingin berharap tapi sudah terlanjur dikecewakan."
-ClarissaAnindya-
.
.
.

* * *

Tidak terasa hari ini adalah ujian terakhir. Sudah beberapa hari juga Risa menjadi pacar Farel, walaupun Risa belum mengiyakan jawaban laki-laki itu. Seluruh kelas pun sudah mengetahui Risa berpacaran dengan Farel dan hubungan mereka kini menjadi trending topic setelah hubungan Deva dan Noval.

"Boleh gabung?"

Farel dan Risa yang sedang melahap bakso kantin terhenti melihat orang yang ada di hadapan mereka.

Deva? Noval? batin Risa seakan sesak melihat kehadiran mereka berdua.

"Boleh gabung? Meja kantin penuh soalnya," ujar Deva sementara Noval di sampingnya hanya diam.

"Boleh-boleh, duduk aja kali," sahut Farel.

Deva kemudian duduk, diikuti dengan Noval. Risa terdiam. Risa bingung bagaimana cara melupakan Noval, apalagi laki-laki itu sedang duduk berhadapan dengannya meski terhalang oleh meja kantin.

"Kamu mau makan sama minum apa, Val?"

"Aku gimana kamu aja."

"Oh yaudah." Deva akhirnya pergi memesan makanan dan minuman terlebih dahulu. Noval yang suntuk beralih bermain game yang ada di ponselnya.

"Val, lo mau tampil apa pas pensi nanti?" tanya Farel setelah selesai dari makannya.

Noval menghentikan gamenya dan menatap Farel. "Band kaya tahun kemaren."

"Oh sering ngeband?"

"Jarang." Jawaban singkat. Itulah yang Risa rasakan saat ini mendengar perkataan Noval, persis seperti Risa lakukan dulu.

"Tahun ini mau nyanyi lagu apa?"

Muka Noval nampak bete. "Liat aja nanti."

Risa menyudahkan makannya, kemudian meminum es teh yang tadi dipesan Farel. Risa menjadi suntuk mendengar percakapan mereka berdua, untung saja tak lama kemudian Deva datang membawa minuman yang dipesannya.

"Rel, ke kelas yuk?"

"Eh iya, ayo." Farel menatap Deva dan juga Noval. "Gue sama Risa ke kelas duluan ya?"

"Iya."

Risa berjalan ke kelas duluan, Farel mengekori Risa dari belakang lalu menyejajarkan langkahnya, laki-laki itu juga tak segan-segan merangkul Risa di koridor, Noval yang melihat dari kejauhan tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya hatinya yang bisa mengutarakan kecemburuannya.

Entah kenapa sekarang hati gue yang sakit setelah gue duluan yang sakitin lo.

* * *

"Pergi tamasya kebinaria, pulang-pulang ku berbadan tiga ashoyy tarik ma-" Dion yang sedang bergendangan menggunakan meja kelas tiba-tiba ditoyor oleh Reno.

"Goblock!" Yang lain malah tertawa. "Mana ada berbadan tiga bege!"

"Adalah curut, berbadan tiga tuh orangnya lagi bunting anak kembar!" Dion ikut menyolot.

"Astagfir Dion, lo mau bunting anak kembar?!" ujar Arya yang duduk di atas meja.

"Ya bukan gue, nantilah istri gue suruh bunting anak kembar," jawab Dion enteng.

"Baru kemarin brojol udah mikirin istri sama anak aja, belum tentu anak lo nanti kembar, harus salah satu diantara lo punya gen itu." Azil berkata dengan bijak.

CLOSED HEART (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang