05

1.1K 140 95
                                    

Jangan datang hanya karna untuk singgah, ini hati bukan tempat bermain.
-Clarissa Anindya-
.
.
.
.

Happy Reading
Budayakan vote dan comment setelah membaca❣

* * *

Usai istirahat berakhir, Risa meminta izin kepada ketiga temannya itu untuk berkunjung ke toilet sejenak.

"Ke toilet dulu." Risa memberhentikan langkahnya. "Kalian duluan," sambungnya.

Dara tersenyum tipis. "Oh oke."

"Mau ditemenin ga, Ris?" tawar Agita.

"Nah iya, takut si kutu beras ngintilin lo ke toilet kan gawat," seru Fay.

"Gak usah." Risa segera pergi dari hadapan teman-teman, menuju toilet.

Sesampainya di sana Risa bisa bernapas lega, kali ini toilet tidak seramai hari-hari kemarin, jadi ia bisa menuju kelas sebelum bel masuk berbunyi.

Risa segera memasuki toilet tersebut dan menuju wastafel untuk mencuci mukanya, baru saja ia akan mencuci mukanya, wajahnya langsung dikagetkan oleh tiga orang gadis yang merupakan kakak kelasnya. Sebut saja mereka The Queen.

The Queen, merupakan geng terkenal di SMA Harapan Bangsa, geng tersebut beranggotakan tiga orang di antaranya, Deva Alvareta, seorang ratu di SMA Harapan Bangsa, semua orang takut dengannya, gadis asal XI IPS 2 ini adalah anak dari pemilik sekolah dan Bank ternama di Ibukota Jakarta.

Dan kedua temannya, Zhavira laurel dan Regia Putri, mereka berdua anak pengusah ternama.

"Risa si gadis..." Deva mencoba berpikir. "—eh gue panggil dia apa ya gengs?"

"Bisu? Ga bisa ngomong? Atau apa ya?"

Deva berucap seenaknya membuat Risa kali ini hanya sekedar menyahut. Sementara Vira dan Gia tertawa senang.

"Sama aja, bego!"

Deva, Vira dan Gia kembali tertawa.

Deva berjalan mendekati Risa. "Ternyata bisa ngomong gengs, gue kira bisu."

Risa menatap sekeliling toilet. Ternyata sepi, tidak ada yang berani memasuki toilet karena adanya The Queen. Tak mau meladeni ketiga gadis tersebut, Risa mengurungkan niatnya untuk pipis, ia pun memaksakan diri untuk keluar dari toilet tersebut.

Namun, Deva segera memberi aba-aba pada kedua temannya untuk memegang tangan Risa agar tidak bisa pergi kemana-mana. Risa pasrah, dirinya kalah kuat dengan ketiga orang tersebut.

"Risa, Risa."

"Lo ini ga ada kapok-kapoknya ya berurusan sama gue," tutur Deva.

Risa mengernyit. "Maksud lo?"

Tanpa diketahui, Deva langsung mencengkram wajah Risa dengan kencang.

"Lo tau ga kesalahan lo apa?!"

Risa tak menjawab, ia saja tak tahu kesalahan dirinya dengan Deva itu apa.

"Bener-bener bisu ya lo?!" geram Vira.

"Jawab dong?!" sahut Gia.

"Gue ga tau," ungkap Risa.

"Bener-bener ya lo! Jelas-jelas lo deketin Noval, pake acara ga tau sama sekali!"

"Nasib lo mau sama kaya kedua cewek yang ngasih makanan dan minuman ke Noval waktu di lapangan basket? Hah?!" Deva mengencangkan cengkraman tangan kanannya di wajah Risa.

CLOSED HEART (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang