09

953 101 63
                                    

"Namanya udah sayang, siap menutup hati perempuan lain demi membuka hati satu perempuan."
-NovalAdrian-
.
.
.
Happy Reading

* * *

Risa terbangun dan menatap sekelilingnya, ada Dokter, kedua suster dan juga kedua orang tua yang tepat di sampingnya. Wajah mereka terlihat tersenyum terpaksa menatap anak tunggalnya. Ada apakah dengan senyuman mereka?

"Pasien sudah sadar, sebaiknya kepada Ibu Intan dan Bapak Toni yang menjelaskannya. Saya dan suster permisi dulu," ucap Dokter kepada orang tua Risa lalu pergi keluar ruangan bersama kedua susternya itu.

Wajah Risa tampak membingung menatap sekeliling ruangan, semalam bukannya ia tertidur di meja belajar, tapi kenapa sekarang berada di ruangan yang tercium bau obat-obatan.

Gadis itu menatap Intan dan juga Toni dan berkata, "aku kenapa?"

Intan menarik senyuman sambil menahan tangis. Ia mengusap lembut rambut anaknya. "Semalam kamu pingsan dan sekarang kamu ada di rumah sakit, sayang."

Toni ikut tersenyum menatap anaknya juga. "Risa."

Risa menatap tajam Ayahnya. "Ngapain Papa ke sini?!"

Raut kekhawatiran Ayahnya itu tidak dianggap sama sekali oleh Risa, anak itu seperti membencinya setelah dirinya meninggalkan Intan sejak tiga tahun yang lalu dan pergi menikah dengan perempuan lain. Intan yang melihat itu segera membantu meredakan emosi Risa. Alhasil, gadis itu tetap keras kepala dan tidak suka dengan kedatangan Ayahnya, dengan terpaksa, Toni mengalah untuk keluar dari ruangan tersebut. Akhirnya emosi Risa mereda.

"Risa! Mama ga pernah ngajarin kamu buat kaya gitu sama orang tua sendiri!"

"Risa ga perduli!"

"RISA! Papamu punya alasan tersendiri waktu ninggalin Mama!"

Intan menghela napas berat, bibirnya sudah terasa gatal untuk bercerita, tanpa ia sadari ia menceritakan kejadian waktu itu, kejadian di mana Toni kecelakaan mobil saat pergi bersama sahabatnya, Andre. Keduanya sama-sama dilarikan ke rumah sakit, saat masih sadar, Andre berpesan kepada seorang suster bahwa istrinya sedang mengandung dan membutuhkan figur seorang ayah, ia meminta pada suster itu untuk menyampaikan pesannya kepada Toni agar mau menjadi suami dari istrinya. Intan yang awalnya tidak tahu seketika kaget saat mendengar hal itu saat Toni mengunjungi kedainya. Intan saat ini sudah mengerti mengapa ia dulu diceraikan oleh Toni hingga Risa tidak boleh tahu hal seperti ini.

"Kamu ngerti kan sekarang kenapa Papa kamu ceraikan Mama?" Intan kali ini benar-benar marah pada Risa.

Risa menahan nangis, lalu berkata, "Risa minta maaf, Ma."

"Minta maaf sama Papa kamu nanti, bukan sama Mama," tutur Intan membuat Risa paham.

Tak lama Toni akhirnya diajak masuk ke ruangan lagi oleh Intan, di sana Risa minta maaf karena ia tidak tahu kejadian sebenarnya. Suasana sedih menyelimuti ruangan tersebut. Hingga akhirnya Risa baru tersadar dan ia bertanya, "Ma, sebenernya aku sakit apa?"

Raut wajah Intan berubah menjadi dingin, "Udah kamu jangan terlalu cape, apalagi olahraga yang berat-berat."

"Ma...-jawab! Risa sakit apa?" tanya Risa benar-benar bingung.

Air mata Intan tiba-tiba menetes, tangannya seketika terulur menangkup pipi anaknya sembari menarik senyuman palsu. "Risa dengerin Mama, Risa ga boleh cape-cape ya mulai sekarang..."

CLOSED HEART (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang