Bagian 12 ✅

1.7K 117 21
                                    

Perjalanan ke bandara tidaklah memakan waktu yang cukup lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perjalanan ke bandara tidaklah memakan waktu yang cukup lama. Hanya 15 menit mereka sudah sampai di Bandara kemudian menunggu di ruang tunggu Bandara dan menunggu panggilan. 30 menit menunggu, panggilan untuk pesawat mereka sudah terdengar.

"Kita pergi ya Nay," pamit keduanya.

Naya yang tak kuasa menahan tangisnya pun memeluk Ailita dan Balqis, tangisnya pecah di bahu keduanya. Naya memang baru berteman dengan Ailita dan Balqis tapi tetap saja rasanya sedih karena harus ditinggalkan walau dalam jangka waktu empat hari.

"Gue bakalan rindu lo berdua," kata Naya setelah melepaskan pelukannya.

"Kita juga bakalan rindu lo Nay," ucap Balqis yang diangguki Ailita.

"Kita pergi ya bang," pamit keduanya pada Leo. Leo mengangguk dengan senyuman manisnya.

Selesai berpamitan keduanya pun pergi. Perjalanan ke Rusia lumayan jauh karena harus menempuh waktu hampir 14 jam untuk sampai ke Rusia. Setelah menempuh waktu yang cukup lama akhirnya Ailita dan Balqis sampai di Rusia.

"Huaa sampai juga! capek banget gue. Hai Rusia!" ucap Balqis dramatis agak sedikit lebay.

Ya maklum saja, sifat Balqis memang seperti itu. Bukan Balqis namanya kalau dia tidak lebay.

Ailita melihat negara yang dipandangnya sekarang ini. Menarik nafas untuk menghirup udara dan menghembuskannya dengan perlahan, akhirnya ia sampai di Rusia.

"Russia, I'm Coming!" ucap Ailita sembari menatap sekekelilingnya.

Di Russia sekarang sudah malam maka dari itu mereka memutuskan mencari hotel untuk menginap. Keduanya pun memutuskan untuk tinggal sementara di Lotte Hotel Moscow. Hotel itu tampak nyaman baginya.

Malam harinya Ailita dan Balqis pergi ke sebuah cafe yang berada di kota. Ailita dan Balqis lebih memilih berjalan kaki, alasannya ya karena mereka ingin melihat kota-kota di sana dengan indah.

Bruk!

"Elah, nggak di Indonesia, nggak di Russia juga sama aja lo Lit," cibir Balqis yang menyadari sahabatnya yang terjatuh.

"Sorry sorry," ucap Ailita pelan.

Sementara yang di tabrak hanya menganggukkan kepalanya dengan sedikit membenarkan topinya. Setelah merasa tidak ada urusan lagi, lelaki itu memilih untuk pergi meninggalkan Ailita dan Balqis.

Bahkan ia tak berniat untuk membantu gadis itu terlebih dahulu, entahlah mungkin karena sifatnya yang terlalu dingin.

Orang itu tidak lain adalah Arga Bagaskara Adinata. Sosok lelaki yang belakangan ini dibicarakan oleh Ailita dan Balqis.

"Tadi siapa ya? Gue belum sempat liat wajahnya," gumam Ailita.

Tak mau ambil pusing, ia melanjutkan langkahnya menuju ke tempat tujuannya. Dan disinilah Ailita dan Balqis berada. Disebuah cafe yang sangat ramai tapi keadaannya tetap bisa di atur dengan tenang dan tidak rusuh. Setelah selesai makan dan minum, keduanya pun kembali ke hotel untuk beristirahat.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang