Bagian 7 ✅

2.3K 152 32
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ailita dan Balqis, kedua sahabat tersebut sekarang sedang berjalan dikoridor yang mengarah ke arah kelasnya. Balqis yang fokus dengan jalan nya, sedangkan Ailita yang sibuk mencari ponsel nya di tas hingga tak memperhatikan jalannya dengan benar.

BRUKH!

Seperti biasa, Ailita yang ceroboh karena ulahnya sendiri kini sudah terjatuh dilantai. Anggap saja Ailita adalah gadis yang sangat suka terjatuh, bahkan Balqis sendiri sudah lelah melihat tingkahnya yang ceroboh dalam berjalan.

"Ck! Jatuh lagi," ucap Balqis melihat sahabatnya yang terjatuh.

"Elah, gue nabrak siapa lagi sih?!" gerutu Ailita.

Ia mencoba bangun dengan bantuan tangan dari Balqis lalu membersihkan rok belakang nya. Ailita mendungak melihat siapa yang di tabraknya. Mata nya melotot kala melihat seseorang yang tidak asing dihadapannya.

"Hah? Elo?!" ketus Ailita kaget.

"Iya gue, kenapa emang?" tanya cowok itu yang tak lain adalah Dava.

"Nggak papa, minggir!" ketusnya lagi, ia tak mau ambil pusing dan berdebat di koridor yang lumayan ramai seperti sekarang ini.

Dava menggeleng dan malah merentangkan tangan kiri nya agar menghalangi Ailita dan Balqis untuk lewat.

"Awas, gue mau jalan!"

"Lo kalau ngomong sama kakak kelas yang sopan dikit dong," ucap Dava dengan gaya tengilnya.

"Oke, drama dimulai," kata Balqis dalam hati.

"Idih, ogah banget gue ngomong sopan sama manusia kayak lo."

"Lo, boleh pergi" ucap Dava pada Balqis.

"Kis lo pergi aja, gue bisa sendiri kok ngadepin manusia nggak waras kayak dia," bisik Ailita ke telinga Balqis, tanpa sadar Dava mendengar perkataan Ailita. Tak mau ambil pusing, Balqis mengangguk dan meninggalkan Ailita dan Dava berdua.

"Apa? gue nggak waras lo bilang?" tanya Dava dengan wajah yang sedikit kesal.

"Iya, Kenapa? Kan emang lo nggak waras," balas Ailita dengan nada menantang.

"Iya juga sih, btw gue nggak waras juga gara-gara lo, Clarissa," goda Dava sambil mencolek dagu Ailita.

Ailita melotot tajam dan dengan cepat ia menepis kasar tangan Dava yang lancang menyentuh dagunya.

"Apaan sih lo? Dan satu lagi jangan panggil gue Clarissa!"

"Jadi apa dong? Sayang? Gitu?"

"Ailita nama gue Ailita. Emang iya sih nama panjang gue Ailita Citra Clarissa. Tapi bukan berarti lo manggil gue Clarissa," ujar Ailita sambil menatap tajam ke arah Dava.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang